WASHINGTON DC, FAKTUALNEWS.CO – Kendati penghitungan suara terus berlanjut di beberapa negara bagian, Hillary pada Rabu (23/11/2016) waktu setempat, telah unggul 2.017.563 suara atas Trump. Perolehan suara Hillary itu bisa bertambah karena masih ada kartu suara yang belum dihitung di negara-negara bagian di mana ia menang, khususnya di California, negara bagian terbesar di pantai Samudera Pasifik.
Namun berapapun suara yang diperoleh Hillary, hal itu tidak akan mengubah hasil pemilu 8 November. Hillary akan menjadi calon presiden ke lima dalam sejarah AS dan yang kedua dalam 16 tahun terakhir yang memenangkan suara terbanyak tapi kalah dalam pemilu.
Kekalahan itu terjadi karena konstitusi AS yang menetapkan sistem lembaga perwakilan pemilih, atau Electoral College, untuk memilih presiden.
Pilpres AS pada hahekatnya adalah pemilu terpisah di masing-masing dari 50 negara bagian dan ibu kota, Washington DC, dengan pemenang di setiap negara bagian meraup semua suara dalam Electoral College.
Untuk memperoleh kemenangan diperlukan mayoritas sekurangnya 270 dari 538 suara electoral, dengan negara-negara bagian terbesar paling berpengaruh pada hasilnya.
Trump memenangkan beberapa negara bagian dengan selisih suara kecil, sementara Hillary, mantan Menlu AS yang ingin menjadi presiden perempuan pertama AS, menang dengan selisih suara besar di California dan New York.
Ini menyebabkan Hillary mendapat suara terbanyak secara nasional sementara Trump tampaknya memenangkan suara elektoral 306 setelah hasil-hasil di setiap negara bagian hampir selesai dihitung.
Trump, seorang miliarder real estate yang kini sedang menunjuk pejabat-pejabat penting untuk pemerintahan barunya, beberapa kali mengecam penggunaan sistem elektoral dalam memilih presiden namun juga mengatakan “sebenarnya jenius membuat semua negara bagian, termasuk yang kecil, berperan.”
Hari Selasa (22/11/2016), Trump mengatakan kepada wartawan harian New York Times ia “lebih menyukai sistem suara terbanyak” dan “ tidak pernah menyukai lembaga perwakilan pemilih sampai sekarang ini” meskipun sistem itu telah membuatnya menjadi presiden terpilih.