MOJOKERTO, faktualnews.co – Radikalisme serta ujaran kebencian, caci maki yang telah mengarah ke unsur SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) dan mengancam keutuhan NKRI, memantik keprihatinan sendiri bagi anggota DPR RI Komisi V fraksi PDIP Hj.Sadarestuwati. Ancaman baru ini semakin mengakar kuat dimasyarakat karena adanya penyalahgunaan media sosial yang begitu bebas.
“Meski sudah ada aturan tegas dalam penyalahgunaan medsos, namun ketidaktahuan serta minimnya sosialisasi menjadi salah satu pemicu maraknya hal – hal provokatif yang cepat menyebar di lapisan masyarakat,” tukas Estu panggilan akrab Hj.Sadarestuwati, senin (28/11/2016) ditemui saat acara sosialisasi empat pilar kebangsaan di Sekolah Tinggi Agama Islam Al Uluwiyah Mojokerto. Dicontohkan belakangan ini ditemukan berbagai permasalahan yang timbul dan melibatkan tokoh besar melawan masyarakat umum.
Seperti kasus seorang pemuda asal Probolinggo yang menghina KH.Mustofa Bisri (Gus Mus), seorang ibu muda asal Tangerang yang menghina KH.Maimun Zubair (Mbah Mun) hingga kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok yang berawal dari postingan Bun Yani dari Kepulauan Seribu Jakarta. Kasus ini semua menurut Estu berawal dari media sosial yang kemudian menjadi viral yang tak terbendung.
“Setelah diunggah di dunia maya, menjadi viral dan ujung – ujungnya mengarah pada perpecahan antar golongan,” sesalnya. Oleh karena itulah, diperlukan adanya sosialisasi empat pilar kebangsaan sebagai benteng dari permasalahan yang ada.
Empat pilar kebangsaan sendiri terdiri dari Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Diharapkan dengan sosialisasi yang berkesinambungan, seluruh komponen bangsa mampu membentengi dirinya sendiri dari ancaman radikalisme dan segala hal yang bersifat provokatif.
Estu mengaku, sengaja menyasar mahasiswa semester 1 di STAI Al Uluwiyah dikarenakan, pada usia yang masih rentan akan masuknya doktrin-doktrin radikalisme dan anjuran kebencian inilah kunci dari benteng empat pilar kebangsaan ditanamkan. “Rata-rata yang disasar adalah generasi muda, makanya kita berlomba agar mampu membentengi sebelum adanya doktrin yang sesat,” pungkasnya.(vin/san)