Selain Pendekar, KH Wahab Chasbulloh juga Pecinta dan Pendiri Klub Sepakbola
Oleh : Farid Al-farisi)*
KH. Wahab Chasbulloh adalah salah satu pendiri dan penggerak ormas islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama’ (NU). Selain itu, Mbah Wahab juga pendekar tangguh di kalangan warga NU. Tak hanya itu, belakangan Mbah Wahab diketahui pecinta dan pendiri salah satu tim sepak bola di Kabupaten Jombang.
Memang tidak banyak yang mengetahui kegemaran Mbah Wahab terhadap dunia olahraga, khususnya sepak bola. Tapi, kesaksian dari sejumlah warga yang hidup sejaman dengan Mbah Wahab memberikan bukti kepada khalayak bahwa pendiri Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas itu suka sepakbola.
Diketahuinya kesukaan Mbah Wahab kepada sepakbola berawal dari cerita Mbah Romli dan Mbah Pagi. Sekitar tahun 50-an, Mbah Wahab mengajak warga sekitar Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas gemar berolahraga.
Memasuki tahun 1957, Mbah Wahab mendirikan tim sepak bola yang bernama Himpunan Muslimin (HM). Setelah beberapa angkatan HM berdiri, Mbah Wahab kemudian mengganti nama club Himpunan Muslimin menjadi Harimau (HM). Pergantian nama, selanjutnya dilakukan kembali oleh Mbah Wahab. Dari Harimau menjadi Harapan Muda (HM).
Hingga sekarang club HM masih konsisten dan tetap membimbing anak-anak yang gemar bermain sepak bola. Dalam perkembangannya, klub ini kemudian dikenal dengan nama Persatuan Sepak Bola Harapan Muda. Kantornya terletak di lapangan Tambakberas, Kecamatan/Kabupaten Jombang.
Konon, dari cerita dari Mbah Romli dan Mbah Padi serta Kang Rozi, klub HM sejak dulu begitu kuat. Sehingga sulit bagi lawan-lawannya untuk mengalahkan. Pertandingan yang sangat menarik ketika HM (klub yang didirikan oleh KH. Wahab Chasbulloh) bertanding melawan HW (klub yang dimiliki oleh warga Muhammadiyah). Kedua klub tersebut sering bertanding meskipun hanya untuk laga uji coba maupun pertandingan resmi.
Suatu ketika, kedua klub tersebut bertemu di pertandingan resmi di lapangan Desa Pulo Kecamatan/Kabupaten Jombang. Lapangan tersebut merupakan kandang dari HW. Saat pertandingan, hampir semua penonton yang menonton pertandingan menjagokan HW. Pertandingan begitu alot dan sama-sama kuat sehingga bukan hanya strategi tim dan teknik pemain yang diandalkan. Tapi kedua club tersebut juga memainkan ilmu spiritual yang begitu aneh dan sulit untuk bisa dilogikakan.
Pemain dan official HM mulai gelisah dengan tingginya tensi permainan. Dan sengitnya laga tersebut. Pengurus klub akhirnya memerintahkan salah satu official HM yang bernama Matbadal pulang ke Tambakberas untuk menemui KH. Wahab Chasbulloh.
Saat bertemu dengan Mbah Wahab, Matbadal diberi kerikil untuk dilemparkan ke lapangan tempat pertandingan berlangsung. Singkat cerita, setelah krikil dilempar, selang beberapa detik HM pun bisa membobol gawang HW. Anehnya setelah krikil itu dilempar dan setelah HM bisa membobol gawang HW, bolanya meletus ketika ditendang oleh salah satu pemain.
“Boleh percaya boleh tidak,” kata Kang Rozi. Ia pun mempersilahkan memperdalam informasi tersebut dengan menanyakan kepada kiper HM yang ketika itu bertanding, yaitu Dulmanna.
Kembali ke pertandingan sepakbola antara HM melawan HW. Setelah pertandingan dinyatakan selesai oleh wasit, HM menang dengan skor 0-1. Yang tidak kalah menarik dari pertandingan itu adalah begitu bersahabatnya kedua tim antara HW dan HM. Keduanya sangat menjunjung tinggi sportifitas. Begitu juga dengan supporter keduanya. Meskipun tuan rumah kalah tapi tetap menghargai dan menghotmati hasil dari pertandingan. Padahal pada zaman itu, bentrok pemain serta tawuran suporter sangat sering dilakukan oleh club di Kabupaten Jombang.
Ini sepenggal sejarah perjuangan KH. Wahab Chasbullah dalam dunia persepakbolaan. Seperti diketahui, masih banyak perjuangan Mbah Wahab.
)* Penulis adalah Ketua DPD KNPI Kabupaten Jombang.
*Silahkan kirimkan tulisan atau informasi Anda kepada redaksi melalui : [email protected].
Terimakasih atas kerjasamanya