Terompet Kertas Kalah Bersaing Dengan Terompet Buatan Pabrik, Pedagang Musiman Mulai Bermunculan
JOMBANG, faktualnews.co – MenjeJelang pergantian tahun baru 2017, pedagang terompet musiman mulai ramai menjajakan dagangannya di pusat kota Jombang.
Berbagai jenis alat musik tiup yang dijajakan bervariasi, muali terompet biasa, kupu-kupu dan naga. Harga yang dijual pun berbeda-beda, mulai dari Rp 5 ribu untuk ukuran kecil hingga Rp 20 ribu untuk terpompet kepala naga.
Salah seorang penjual terompet warga Plosogeneng, Jombang, Suparno (48) mengatakan, biasanya pedagang terompet seperti dia memang bermunculan seminggu sepekan sebelum Hari Raya Natal dan akan berhenti berjualan H+7 tahun baru. “Mulai berjualan terompet sejak seminggu lalu mas sampai nanti usai tahun baru 2017,” ujarnya kepada FaktualNews.co di Kebonrojo, Jombang, Jatim, Senin (26/12/2016).
Ia mulai berjualan terompet sejak beberapa tahun lalu, menurutnya penjualan biasanya mulai ramai kalau menjelang malam pergantian tahun baru semakin dekat.
“Mudah-mudahan cuaca cerah sampai pergantian tahun. Tahun lalu saat malam pergantian tahun hujan semoga ini tidak hujan,” beber Suparno.
“Ini terompet buatan saya sendiri mas, gak ambil dari orang lain, kalau yang terbuat dari plastik buatan pabrik” terang Suparno.
Lebih lanjut dia menerangkan jika sampai saat ini terompetnya baru terjual beberapa biji saja. “Masih sepi,” ungkapnya.
Dia pun menduga, kemunculan terompet plastik jadi penyebab melorotnya angka penjualan terompet berbahan dasar kertas. Apalagi, terompet “mewah” ini lebih mudah ditemukan. Tak hanya di jalan-jalan, tapi juga di pusat penjualan mainan anak.
Meski begitu, ia optimistis sepekan jelang tahun baru nanti omzetnya akan meningkat. “Mudah-mudahan enggak hujan, karena terompet kertas mudah rusak kalau kena hujan,” pungkas Suparno. (pul/rp)