Gaya Hidup

Eksotisme Sendal Jepit Ukir Asal Kota Santri

Rois saat mengerjakan sandal ukirnya/foto faktualnews/R Suhartomo.

JOMBANG, faktualnews.co – Sandal jepit yang notabene untuk alas kaki sehari-hari juga bisa diukir menjadi sandal trendi dengan paduan seni. Itulah yang dilakukan Rois Rahmawan, perajin sandal ukir asal Dusun Pesatren, Desa Krembangan, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang.

Kini bagi penggemar sandal jepit, tak perlu kawatir lagi kehilangan maupun tertukar usai salat di masjid. Ya, sandal ukir ini memiliki motif khusus yang dibuat sesuai permintaan pembeli.

Setiap hari, Rois mampu menyulap sandal merek lokal menjadi sandal jepit yang tiada duanya. Bahkan, jika pembeli enggan memakai sandal ukirnya, mereka bisa menjadikan sandal tersebut sebagai pajangan atau suvenir di rumah.

”Awalnya iseng saja, selain itu saya juga prihatin melihat anak anak yang sandalnya sering hilang ketika di sekolah maupun pondok,’’ ujar Rois, kepada wartawan (2/1/17).

Nah, atas inisiatif itu, hobi lamanya dalam menggambar atau yang biasa disebut skecthing terbangun kembali. Tak banyak pikir, ia mencoba mengkukir sandalnya dengan motif yang sedikit nyeleneh seperti kartun dan tokoh anime Jepang.

”Saya kan dari kecil hobi menggambar, jadi ini hal biasa,’’ tambah lelaki yang juga guru di Madrasatul Quran Tebuireng Jombang, Cukir itu.

Kendati lebih sulit, Rois mengaku ada tantangan dan kebanggaan sendiri, karena bisa dibilang kreasi sandal ukir ini satu-satunya di Jombang. ”Menurut saya, kalau diberi tanda ukir seperti ini lebih efektif daripada dikasih nama saja,’’ tandasnya.

Bisa dibilang Rois cukup telaten dalam menekuni usahanya ini. Sebab, sepulang mengajar pukul 14.00, lantas ia melanjutkan aktifitasnya sebagai tentor kursus Bahasa Inggris hingga pukul 20.00.

Nah, setelah itu baru ia melanjutkan mengukir tumpukan sandal yang telah berserakan menunggunya. ”Ngukirnya malam, mulai jam 8 hingga pukul 2 dini hari,’’ paparnya.

Soal harga, sandal ukir ini cukup terjangkau. Berkisar dari harga Rp 25 ribu hingga Rp 40 ribu. Padahal modal awal yang dibutuhkan Rois hanya Rp 12.500. Cukup menguntungkan bukan.

”Awalnya saya sempat malu, karena usai beli eceran di toko sebelah, beli lagi, beli lagi. Sampai orangnya Tanya: ’’Mas baru beli kemarin, kok sekarang sudah beli lagi,’’ terang Rois sembari tertawa.

Hingga akhirnya kini ia memutuskan untuk membeli ke agen dengan partai yang lebih besar. Disamping itu, ternyata Rois baru memulai usahanya tiga bulan yang lalu. Namun hingga kini pemesannya sudah meloncat hingga ke Bali.

”Saat ini pemesan mayoritas dari Jombang, ada juga dari Malang dan Bali, cuma belum bisa memenuhi secara optimal. Dari Malang saja saya ditarget 20 pasang per hari otomatis kebingugan juga,’’ tambahnya.

Sejak pesanannya semakin membeludak, kini ia dibantu dua karyawannya yang juga jago mengukir. Setiap hari mereka mampu memproduksi puluhan sandal per hari. ”Kalau dibantu karyawan minimal 10 sandal, ini harapannya bisa nambah lagi,’’ tandasnya.

Namun kata Rois, tak semua karyawannya bisa melakukan tahap skecthing, karena tahap itu dinilai yang paling sulit. ”Saat ini hanya saya yang bisa nyekets sedangkan kedua karyawan saya baru bisa mengukir, karena untuk nyekets itu kan butuh tingkat kreatifitas yang tinggi dan tidak semua orang bisa melakukanya dengan baik,’’ pungkasnya.(on/san)