MOJOKERTO, faktualnews.co – Aparat kepolisian tengah mendalami kasus keracunan massal yang menimpa siswa SDN 2 Buluresik, Desa Manduro, Kecamatan Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur. Petugas harus menunggu dua hari untuk mengetahui penyebab keracunan massal tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto, Didik Chusnul Yakin menyatakan jika sejak dilakukan pengambilan sampel makanan berupa nasi pecel dan soto kemarin, pihaknya langsung membawa sampel tersebut ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya. Butuh waktu beberapa hari untuk mengetahui hasil uji laboratorium pada sampel makanan itu.
“Biasanya dibutuhkan waktu antara satu sampai dua hari, baru kemudian bisa diketahui hasilnya, apakah penyebab itu dari nasi pecel atau soto. Karena perlu diteliti, jika sudah selesai, hasilnya akan langsung kami disampaikan,” ungkapnya, Jumat (06/1/2017).
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Ngoro, AKP Iwan Setiawan mengatakan, pasca terjadi keracunan massal yang menumbangkan 21 siswa di SDN Buluresik, kemarin pihaknya langsung meneerjunkan tim ke lapangan. Aparat kepolisian bersama dengan petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto langsung mengambil sampel makanan yang diduga beracun.
“Sampel yang kami ambil yakni nasi pecel (nasi, bumbu pecel, telur,) kuah soto, ayam goreng dan roti. Karena saat istigasah, pihak sekolah membagikan roti,” katanya kepada awak media.
Iwan menambahkan, sampel makanan tersebut sudah diserahkan pihaknya kepada petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto. Selanjutnya, sampel tersebut akan dilakukan uji laboratorium guna mengetahui kandungan makanan yang diduga penyebab keracunan massal itu.
“Kami belum dapat memastikan apakah keracunan yang menimpa para siswa ini akibat nasi pecel atau soto yang dikonsumsi sebelumnya. Kami juga belum meminta keterangan dari pemilik kantin. Kami masih menunggu hasil uji laboratorium,” pungkasnya. (riv/san)