JOMBANG, faktualnews.co – Kita sering melihat maupun melakukan sendiri, meniup makanan dan minuman yang masih panas kemudian memasukannya ke dalam mulut kita.
Dalam Islam ada larangan meniup minuman dan makanan yang masih panas, sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhori, Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda kepada umat muslim :
“Apabila kalian (sedang) minum, maka jangan bernapas di dalam gelas, dan saat membuang hajat, maka jangan sentuh kemaluan menggunakan tangan kanan.”
Hadits tersebut sudah mengindikasikan bahwa akan membahayakan tubuh. Sekitar 14 abad yang lalu Rasulullah SAW sudah menyampaikan hal bahaya meniup minuman dan makanan tersebut, meskipun dulu ilmu kedokteran tidak modern sepeti sekarang.
Berdasarkan ilmu kesehatan serta penelitian sains modern, yang diambil dari berbagai sumber, jika H2O (air) dengan karbondioksida CO2 yang dikeluarkan dari mulut manusia akan menghasilkan asam karbonat.
Asam karbonat atau H2CO3 merupakan senyawa kimia yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia, dan berpotensi menyebabkan penyakit jantung. Maka disarankan agar menghindari meniup minuman maupun makanan panas.
Semakin tinggi kandungan asam karbonat dalam darah, maka akan semakin asam darah, jika kadar keasaman ini lebih tinggi dari pH normal, maka tubuh bisa berada dalam kondisi asidosis. Darah memiliki batasan kadar keasaman atau pH normalnya yakni 7,35 sampai 7,45.
Keasaman yang tinggi bisa berbahaya bagi tubuh, dapat menyebabkan gangguan jantung, disertai napas yang lebih cepat. Selain itu, ada bakteri H. Pylori yang menyebar melalui pernapasan.
Bakteri tersebut dapat menyebabkan gangguan lambung. Tidak hanya itu, ada mikroorganisme dan kotoran yang berada di mulut. Akibat tiupan, kotoran yang tidak terlihat mata bisa berpindah dari mulut seseorang ke makanan atau minuman.