JOMBANG, faktualnew.co – Kepala Staf (Kasad) TNI AD Jendral TNI Mulyono membantah pembentukan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T)sebagai langkah politis. Pihaknya juga menepis SP3T ini merupakan ladang bisnis baru di tubuh TNI AD.
“Bukan, tujuan kita untuk membantu kesejahteraan petani. Kalau kita ingin bisnis, kita akan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, tapi ini tida,” katanya kepada awak media, Jumat (27/1/2017).
Didirikannya SP3T ini malah akan mempermudah para petani guna meningkatkan kesejahteraan. Misalnya, di musim penghujan, para petani tidak akan kesulitan untuk mengeringkan gabah. Karena di SP3T sudah tersedia alat pengeringan.
“Selain itu juga ada hamparan yang kita sediakan bagi petani. Harga beli gabah juga tidak kita tekan, malah di tinggikan. Kita beli gabah dari petani Rp 4.000 perkg itu diatas HPP yakni Rp 3.700 perkg,” tambahnya.
Kedepan, TNI AD akan membentuk SP3T di berbagai wilayah. Tentunya di wilayah Kodim yang memiliki lahan pertanian yang cukup. Hal itu guna membantu pemerintah mewujudkan swasembada.
“Ternyata banyak keuntungan yang diperoleh dari SP3T ini. Ini merupakan hal yang positif. Kedepan ini akan kita kembangkan di seluruh wilayah kodim. Target kita Kodim harus punya lahan binaan 400 hektare,” pungkasnya.
Sementara itu, Mentan Amran adanya SP3T selangkah lebih maju dengan yang dilakukan Kementan. Menurutnya, gagasan SP3T ini baru akan dilakukan di tahun 2018 mendatang. Itu setelah, Kementan selesai memberikan penyadaran terhadap masyarakat untuk beralih dari sistem pertanian tradisional ke pertanian moderen.
“Tetapi TNI terlalu cepat. Ini ingin aku lakukan di tahun 2018 tapi TNI terlalu cepat menyerap. TNI memang luar biasa. Memang kalau mau sejahterakan petani harus dari hulu ke hilir,” kata Amran.
Untuk diketahui, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Kasat TNI AD Jendral Mulyono hari ini meresmikan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) Korem 082 CPYJ, di Desa Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Tampak hadi, Pangdam V Brawijaya Mayor Jendral I Made Sukadana dan ratusan Dandim dari seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, hadir pula Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko serta Wabup Mundjidah Wahab.(ivi/san)