PEKANBARU, faktualnews.co – Dinas Sosial Propinsi Riau menemukan fakta baru di Panti Asuhan Yayasan Tunas Bangsa. Sejumlah orang tua lanjut usia, orang abnormal dan anak-anak diperlakukan tidak manusiawi.
Kepala Dinas Sosial, Syarifuddin dikutip dari merdeka.com mengatakan, penghuni yang pada awalnya normal menjadi gila, lantarana kondisi tempat panti itu yang tidak manusiawi, bahkan tidak memiliki izin sejak tahun 2015 lalu. “Ada penghuni yang menjadi gangguan jiwa karena kondisi panti yang centang prenang (tidak beres) dan berantakan. Di situ tempat makan, buang kotoran dan tempat tidur,” ungkapnya.
“Iya ada keterangan dari salah satu penghuni Panti Asuhan Tunas Bangsa di jalan Singgalang itu, mereka makan itu (kecoa). Selain itu, makanan mereka tidak steril, bekas dimakan tikus pun dimakan lagi,” ujar Syarifuddin, Senin (30/1/2017).
[box type=”shadow” align=”” class=”” width=””]
Baca Juga : Diduga Mendapat Kekerasan di Panti Asuhan, Balita 18 Bulan Meninggal Dunia
[/box]
Bahkan, beberapa penghuni terkena penyakit lantaran makan tidak teratur dan makanan yang tidak steril. Ini terungkap dari kematian salah satu penghuni panti asuhan itu bernama M Zikli balita 18 bulan pada 15 Januari 2017 lalu yang diduga dianiaya sebelum tewas.
Pihaknya, meminta kepolisian untuk terus mengusut kasus kematian Zikli dan dugaan adanya eksploitasi anak dan orang dewasa. Sebab, ada informasi mereka dijual dan diperlakukan tidak manusiawi oleh pengelola panti.
“Kita minta kepada polisi untuk mengusut kasus pidana yang terjadi di panti itu serta eksploitasi. Kan ada undang-undang perlindungan anak, itu yang harus diusut sampai tuntas,” pungkas Syarifudin.
Kini, penghuni Panti Asuhan lainnya tersebut sudah dievakusi oleh Unit PPA Polresta Pekanbaru bersama Dinas Sosial Riau dan Lembaga Perlindungan Anak Riau dari tempat tersebut ke Rumah Aman untuk anak-anak dan ke Rumah Sakit Jiwa bagi yang mengalami gangguan jiwa.
Selain itu, Tim juga menyisir panti lanjut usia cabang dari Panti Asuhan Tunas Bangsa itu di jalan Cendrawasih gang Nuri kota Pekanbaru. Hasilnya, 13 Lansia ditemukan dengan kondisi. (*)