FaktualNews.co

Pendataan Kyai Oleh Kepolisian Dinilai Ada Yang Aneh?

Nasional     Dibaca : 1809 kali Penulis:
Pendataan Kyai Oleh Kepolisian Dinilai Ada Yang Aneh?
Kapolres Jombang, AKBP Agung Marlianto. FaktualNews.co/ Roni Suhartomo/

Kapolres Jombang, AKBP Agung Marlianto. FaktualNews.co/ Roni Suhartomo/

 

JOMBANG, FaktualNews.co – Beberapa kyai merasa khawatir dengan adanya pendataan dari pihak kepolisian, salah satunya pengasuh ponpes Al Farros KH M Irfan Yusuf, khawatir dengan adanya pendataan tersebut, seperti yang terjadi pada peristiwa G 30 S PKI dulu. Karena banyak kyai yang diculik oleh aparat.

“Selama 30 tahun, saya menjadi pengasuh pondok, baru kali ini ada pendataan kepada para kyai semacam ini, hal ini menjadikan kekawatiran tersendiri bagi kyai,” kata Gus Irfan kepada awak media di Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur, Jumat (3/2/2017).

Putra KH Yusuf Hasyim itu mengungkap, rasa khawatir juga diungkapkan oleh beberapa pengasuh ponpes. “Ada empat kyai pengasuh ponpes yang memiliki rasa khawatir sama dengan saya,” terang Gus Irfan.

pendataan para kyai memunculkan pertanyaan tersendiri bagi cucu Pendiri Nahdatul Ulama (NU) tersebut. “Karena dalam lembaran pendataan yang diberikan, salah satunya, siapa saja tamu yang hadir di Ponpes miliknya? Ini yang agak berbeda ada yang aneh bagi saya,” ujarnya.

Sementara itu dikonfirmasi secara terpisah, Kapolres Jombang AKBP Agung Marlianto membenarkan adanya pendataan para kyai ponpes di wilayah Kabupaten Jombang. Namun, dirinya meyakini bahwa pendataan tersebut dilakukan murni untuk update potensi dan juga tokoh masyarakat yang ada di Kabupaten Jombang. “Bukan untuk keperluan lainnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Agung menegaskan bahwa pendataan tersebut tidak berkaitan dengan peristiwa apapun. “Pendataan tersebut murni untuk menjadi buku intel dasar dan tidak ada kaitannya dengan hal apapun, karena pendataan ini dilakukan setiap tahun sekali,” bebernya.

Dirinya memastikan bahwa tidak akan ada indikasi ke arah intoleran yang akan masuk ke wilayah hukumnya. Karena hampir semua kesatuan kepolisian daerah melakukan pendataan itu. “Setiap daerah kepolisian itu memiliki data di wilayahnya masing-masing dan ini dikumpulkan menjadi satu kemudian dijadikan buku untuk menjadi pedoman intel dasar,” ujar Agung.

Meski begitu, Agung mengungkapkan ada beberapa kesalahan teknis yang dilakukan anggotanya dalam melakukan pendataan kepada para tokoh masyarakat dilapangan. “Praktek dilapangannya saja mungkin ada beberapa yang salah, jadi saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesarnya kepada semua kyai yang kurang berkenaan dengan adanya pendataan ini,” pungkasnya. (oni/rep)

BACA JUGA :

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin