MOJOKERTO, FaktualNews.co – Ratusan koperasi di bawah Dinas Koperasi Kabupaten Mojokerto mati suri. Dari 929, hanya 773 saja yang hingga kini masih masih bertahan.
Padahal, di dalam undang-undang dasar 1945, koperasi merupakan soko guru perekonomian bangsa. Terlebih saat ini, Indonesia sudah menerapkan sistem otonomi daerah. Dimana pembangunan daerah sepenuhnya berada di tangan pemerintah daerah (Pemda).
“Memang benar, ada 156 koperasi yang mati di Kabupaten Mojokerto. Sedangkan 773 lainnya, masih bertahan. Akan tetapi yang exist melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) hanya 306 koperasi saja, sisanya kembang kempis,” kata Kepala Dinas Koperasi Yoko Priyono, Jumat (03/2/2017).
Menurut Yoko, pihaknya masih melakukan inventarisasi perihal jumlah riil koperasi di bawah naungannya. Hal itu guna mengetahui secara pasti kondisi koperasi di Kabupaten Mojokerto.
“Tahun ini kita mulai identivikasi. Kami ingin mengetahui secara riil, berapa koperasi yang kondisi keuangannya sehat dan yang sakit. Setelah itu, kita lakukan langkah selanjutnya, apakah diperbaiki atau dibubarkan sekalian,” tambahnya.
Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Mojokerto ini menuturkan, adanya ratusan koperasi yang kondisinya sekarat ini berpengaruh terhadap minat masyarakat Mojokerto untuk masuk menjadi anggota koperasi. Dari data yang disampaikan Yoko, hanya sekitar 21 persen warga Mojokerto yang menjadi anggota koperasi.
“Kemarin saya minta data ke BPS (Badan Pusat Statistik). Jadi hanya 155.183 dari 827.126 jiwa warga Mojokerto usia 15 tahun ke atas yang terdaftar sebagai anggota koperasi. Padahal koperasi soko guru perekonomian daerah,” terangnya.
Untuk itu, kedepan pihaknya akan segera melakukan pembenahan pada ratusan koperasi yang saat ini kondisinya sakit di Mojokerto. Pihaknya juga menggandeng Disdik Kabupaten Mojokerto, untuk menghidupkan koperasi sekolah yang hingga kini belum terbentuk.
“Kita harus membenahi dari awal. Target kita tahun 2017 ini ada sekitar 300 koperasi baru yang terbentuk, selain memenahi koperasi yang sakit-sakit itu. Kita juga akan menggandeng usaha-usaha mikro yang ada di Mojokerto ini untuk bergabung dengan koperasi,” papar Yoko. Tentunya harus dibarengi dengan pengembangan SDM dan fasilitas bagi pemilik usaha mikro.(ivi/san)