FaktualNews.co

Hanya Tak Karena Tak Bisa Baca, Siswi di Kenya Tewas Dihajar Guru

Internasional     Dibaca : 1773 kali Penulis:
Hanya Tak Karena Tak Bisa Baca, Siswi di Kenya Tewas Dihajar Guru
Viral4real

Viral4real

SURABAYA, FaktualNews.co – Nasib malang menimpa Joy Wangari. Siswi di Nairobi, Kenya ini tewas setelah menjalani perawatan di rumah sakit setempat. Diduga ia tewas setelah dianiaya oleh gurunya.

Joy dianiaya hanya karena belum bisa membaca. Siswi berusia 10 tahun ini di pukul dibagian kepalanya oleh sang guru. Guru dari Sekolah Dasar Mukandamia ini bahkan memerintah teman kelas Joy untuk memukul siswi itu juga.

Seorang wali murid, Mari Wanjiku mengatakan, “Teman sebangkunya juga disuruh guru tersebut untuk mengajarkan membaca pada Joy, bila Joy masih tak bisa membaca maka ia juga harus memukulnya,” ungkapnya, seperti dikutip dari tribunnews.com, Jumat (03/2/2017).

Dia menambahkan, guru tersebut bahkan memukul bagian kepala Joy. “Guru tersebut memukul bagian belakang kepala Joy bila ia tak bisa membaca,” tambahnya.

Joy pun sempat mengadu kepada kepala sekolah dengan ulah sang guru tersebut. Dan akhirnya, Joy diperbolehkan pulang lebih awal oleh sang kepala sekolah. Selama ini, Joy tinggal berdua dengan neneknya yang berumur 86 tahun. Tetangga Joy, Ann Wairimu sempat menjenguk Joy selepas kejadian itu.

“Saya kerumahnya dan melihat Joy terlihat lemah dan mengeluh sakit pada punggung. Dia juga berujar jika dipukul oleh guru dan teman teman kelasnya,” kata Ann.

Empat hari setelah aksi pemukulan itu, Joy kemudian dibawa ke rumah sakit. Karena kondisi kesehatannya semakin buruk. Saat dirawat, malangnya Joy meninggal dunia di Rumah Sakit. Sang guru yang diduga memukulnya, kabur setelah mengetahui Joy tewas.

Sementara itu, setingkat kepala Dinas Pendidikan di kawasan tersebut, Kamemba Kamande mengatakan belum bisa memberikan hukuman kepada guru sekolah yang diduga memukul Joy.

“Bila kita sudah mendapatkan bukti, baru kita akan berikan hukuman,” ujarnya.

Seorang wali murid, Simon Mureithi, mengatakan jika ini bukan kasus kekerasan pertama kali di sekolah.

“Saya pernah memindahkan sekolah anak saya karena dia pernah dipukul oleh oknum guru, dan juga banyak komplain serupa, kami menginginkan guru yang lebih manusiawi,” terangnya.(ivi)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin