MOJOKERTO, FaktualNews.co – Akibat jumlah Narapidana (napi) melebihi kapasitas (overload), sebanyak lima warga binaan dilembaga pemasyarakatan (lapas) kelas IIB, Mojokerto dipindahkan ke lapas kusus wanita kelas IIA Kebonsari, Malang, Jatim.
Kepala Lapas Kelas IIB Mojokerto, Hanafi mengatakan, rencananya ada 6 napi perempuan yang akan dipindahkan ke lapas wanita di Malang, tapi dari lima napi itu satu napi melakukan pelanggaran di dalam lapas, sehingga pemindahaanya ditunda.
“Rencananya ada 6 napi perempuan yang akan dipindahkan tapi dari laporan yang saya terima, satu dari mereka melakukan pelanggaran di dalam lapas. sehingga hanya 5 napi yang kita pindah ke lapas wanita kelas IIA di malang”, ujar Hanafi, saat dihubungi, Senin (6/2/2017).
Pemindahan lima napi perempuan tersebut, karena daya tampung lapas kelas IIB Mojokerto sudah melebihi kapasitas, dari jumlah ideal sebanyak 300 orang, saat ini sebanyak 650 orang napi dan tahanan yang berada di lapas itu. Jumlah ruangan sel ada 42 ruangan. “Setiap ruangan yang seharusnya diisi 5 orang terpaksa diisi sebanyak 15 orang,” urainya.
Lima napi ini dipindah ke lapas kusus wanita, supaya mendapatkan pembinaan yang lebih baik. Sebab 5 napi ini, pernah melakukan pelanggaran aturan di lapas. selain itu, selama ini pembinaanya campur dengan warga binaan laki laki yang rawan timbul masalah.
“Kita pindah karena mereka pernah melakukan pelanggaran, seperti kedapatan membawa HP. selain itu, pembinaan campur dengan warga binaan laki laki, rawan masyalah”, jelasnya.
Menurut Hanafi, kelima napi perempuan ini, diberangkatkan ke Malang, Sabtu (4/2/2017), sekitar pukul 03.30 WIB. Mereka dibawa ke Malang menggunakan mobil, dengan dikawal oleh petugas lapas. Pemindahan 5 napi perempuan ini sengaja dilakukan dini hari, supaya tidak diketahui masyarakat atau keluarganya. sehingga tidak menimbulkan masalah. “Mereka (napi perempuan), kita berangkatkan dini hari, supaya tidak diketahui orang dan tidak menimbulkan masalah atau protes dari keluarganya,” ungkapnya.
“Jumlah penghuninya kelebihan separo lebih dan sudah sangat overload. dampaknya pembinaan tidak bisa maksimal, banyak timbul gangguan kesehatan dan penyakit, serta kebutuhan makanan yang jumlahnya membengkak,” terangnya.
Hanafi menambahkan, meskipun kondisinya sekarang sudah overload, tapi pihak lapas tetap berupaya meningkatkan pembinaan yang lebih baik. Lapas menggandeng investor dan UKM, untuk memberikan pelatihan ketrampilan wirausaha. Supaya mereka (napi), nantinya setelah keluar bisa berwirausaha sesuai ketrampilan yang didapat.
“Kita sudah menggandeng investor dan UKM, dalam melakukan pembinaan. warga binaan diajari beberapa ketrampilan, seperti kerajinan sepatu, pembuatan meubel, dan ketrampilan sablon. Supaya setelah keluar nanti mereka bisa sadar dan bisa berwirausaha”, pungkas Hanafi. (vin/rep)
BACA JUGA :