SUMENEP, FaktualNews.co – PT Husky Cnooc Madura Limited (HCML) mengaku sudah melakukan sosialisasi terkait pelaksanaan survey laut yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu. Namun demikian, sosialisasi hanya dilakukan kepada segelintir orang.
Hal ini sangat mungkin warga Giliraja, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep yang melakukan demo di depan kantor DPRD dan Pemkab setempat, Selasa (7/2/2017) lalu tidak menerima informasi rencana survey laut. Karena sosialisasi hanya disampaikan kepada beberapa orang.
Dalam demo tersebut, warga menolak perusahaan Minyak dan Gas (Migas) karena dinilai merusak lingkungan serta mempersempit lokasi nelayan setempat mengais rejeki di laut. Termasuk warga memprotes HCML karena melakukan kegiatan survey tanpa ada pemberitahuan.
Head Of Relation HCML, Hamim Thohari mengakui, sekitar sepuluh hari yang lalu pihaknya melakukan survey laut di perairan pulau Giliraja. Titik survey adalah lokasi untuk pengembangan lapangan MAC Blok Madura Strait yang terletak sekitar 25 kilometer di sebelah selatan perairan laut pulau Giliraja.
“Kemarin memang kita lakukan survey disana (perairan Giliraja, red). Ada kapal kita disana. Sebelum itu, kami sudah menyampaikan sosialisasi dengan datang ke Balai Kecamatan Giligenting. Disana hadir camat, seluruh kepala desa diundang, dan sejumlah warga. Kita sampaikan bahwa kita akan melaksanakan survey,” ujarnya kepada FaktualNews, Kamis (9/2/2017).
Ia menjelaskan, survey itu untuk mengetahui arus di titik yang dituju. Serta kondisi tanah di dasar laut dan gelombangnya. “Hasil survey akan menjadi acuan peralatan apa yang harus dipakai untuk pengembangan lapangan MAC itu. Disamping itu, survey ini juga bagian dari proses penyusunan dokumen Amdal (analisis dampak lingkungan),” bebernya.
Hamim melanjutkan, Amdal yang kini disusun itu sudah melibatkan unsur 8 kepala desa di Kecamatan Giligenting, tokoh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), tokoh agama, dan tokoh masyarakat terdampak. “Dalam penyusunan ini, kami sudah melibatkan orang lokal (perwakilan warga terdampak, red) sekitar 20 orang yang tergabung dalam Komisi Amdal. Itu adalah untuk memberikan masukan agar komisi Amdal bisa berfungsi sesuai tugasnya,” ulasnya.
Ia juga menyatakan, tidak ada rumpon nelayan yang dirusak karena kegiatan yang dilakukan perusahaannya. “Tidak ada. Saksi nelayan kita ajak bersama kapal kita saat survey ke lokasi,” pungkas Hamim.
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan warga Giliraja, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep melakukan aksi demonstrasi di depan kantor DPRD dan Pemkab setempat, Selasa (7/2/2017). Mereka menyatakan menolak rencana eksploitasi dan ekplorasi yang akan dilakukan PT HCML. Disamping itu, mereka juga memprotes keras kegiatan survey laut yang dilakukan perusahaan tersebut karena tanpa sepengetahuan warga setempat. (jie/oza)
[box type=”shadow” align=”” class=”” width=””]
BACA JUGA :
[/box]