Anas Kembali Sindir SBY, Jangan “Manfaatkan” Isu Islam Demi Pilkada
Disalin dari tulisan tangan Mas Anas yg dititipkan lewat sahabat yg berkunjung kemarin. *admin pic.twitter.com/VdQ8MnOnST
— Anas Urbaningrum (@anasurbaningrum) February 14, 2017
JAKARTA, FaktualNews.co – Kembali mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menulis sepuluh pesan sindiran untuk mantan presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, setelah beberapa waktu lalu menulis tujuh pesan yang diunggah lewat media sosial Twitter.
Dilansir dari tribunnews.com, Anas menulis isi hatinya saat ini dalam sebuah kertas, lalu menitipkan pada admin yang mengelola akun Twitter @anasurbaningrum.
Terlihat cuitan itu bertanda *abah, yang berarti cuitan itu diunggah tim admin berdasarkan pernyataan langsung dari Anas Urbaningrum.
Dalam tulisan tersebut ada 10 poin yang ia sampaikan pada para pengikutnya di dunia maya.
Berikut isi pesan selengkapnya
1. Saya setuju Pak SBY menyatakan, “Jangan ada Islamophobia di negeri ini.” *abah
2. Hemat saya, Islamophobia tidak akan berhasil. Realitasnya, Islam dan Indonesia tdk bisa dipisahkan. *abah
3. Teman2 bertanya, apakah saya percaya Pak SBY adalah pembela atau “pejuang” Islam? *abah
4. Itu rahasia Allah dan Pak SBY sendiri. Apakah pembela Islam atau menggunakan Islam untuk menyukseskan anaknya. *abah
5. Yg bukan rahasia adalah sulit menemukan rekam jejaknya dalam sejarah pergerakan (aktivisme) (umat) Islam di Indonesia. *abah
6. Karena itu, kurang elok jika untuk kepentingan pilkada lalu “memanfaatkan” isu Islam. *abah
7. Janganlah hanya demi mengejar ambisi kekuasaan lantas “memperalat” isu Islam. *abah
8. Itu hampir sulit dibedakan dng strategi politik “menghalalkan segala cara”. *abah
9. Yg terbaik bagi Pak SBY dan negeri ini adalah memilih jalan negarawan, madeg pandhito. *abah
10. Terkait pilkada, beri kesempatan para pemilih untuk bebas menggunakan haknya, sesuai akal budi dan nuraninya. *abah
Baca Juga :
[box type=”shadow” ]
- Beredar Foto-Foto Ulama Umroh Gunakan Jaket AHY
- Gunakan KTP Palsu di Pilkada Terancam Pidana 6 Tahun Penjara
- Situasi DKI, Jokowi : Jakarta tidak Panas, Hanya Hangat
[/box]