Ekonomi

Harga Gabah Rendah, Petani Jombang Gelisah

Salah seorang petani di Kecamatan Megaluuh, Jombang, tengah menjemur gabah hasil panen.faktualnews/Tyo

JOMBANG, Faktualnews.co – Petani di Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, sepertinya harus rela menelan pil pahit pada musim panen kali ini.

Mereka mengeluh lantaran tanaman padinya, tidak dilirik pembeli. Minim tengkulak yang bersedia memborong tanaman padi di sawahnya. Petani mengaku merugi karena biaya operasional bertambah. Sebab, mereka terpaksa memanen padinya sendiri dan mengeringkan di pelataran rumahnya.

Menurut pengakuan Supriadi (40), warga Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, ia terpaksa memanen padinya sendiri dari sawah. Padahal biasanya biasanya, sistem penjualan langsung di borong di sawah oleh para tengkulak.

“Terpaksa di panen sendiri, karena tengkulak sekarang jarang. Kata tengkulak mereka tidak berani memborong karena bulog belum mengeluarkan harga standar harga padi akhirnya para tengkulak juga tidak berani memborong padi” ujar Supriadi kepada FaktualNews.co, Sabtu(18/02/2017).

Berbeda bagi warga yang mempunyai lahan jemur padi. Mereka bisa sedikit bernafas lega. Karena ada tempat untuk mengeringkan gabah. Namun, bagi petani yang tidak mempunyai lahan, terpaksa di jemur di pinggiran jalan. Terlebih lagi saat ini musim penghujan, sehingga proses pengeringan berlangsung lama.

“Saat ini harga padi kering setelah di panen relatih rendah sekitaran Rp 3.000 sampai Rp 3.400 perkilogram. Padahal Presiden sudah menginstruksikan standar harga pembelian pemerintah dengan harga Rp 3.700 perkilogram,” pungkas Supriadi.(tyo)