FaktualNews.co

Nenek Ini Rela Tempuh Jarak 50 Km Jual Nasi Bungkus Untuk Hidupi Delapan Anaknya

Peristiwa     Dibaca : 1677 kali Penulis:
Nenek Ini Rela Tempuh Jarak 50 Km Jual Nasi Bungkus Untuk Hidupi Delapan Anaknya
Nenek Sriana (60) saat berjualan nasi bungkus. Foto/Surya.co.id/

Nenek Sriana (60) saat berjualan nasi bungkus. Foto/Surya/

 

GRESIK, FaktualNews.co  – Malam itu hujan turun cukup deras, namun terlihat seorang perempuan tua duduk bersila, dengan membawa sebuah kotak warna putih dengan wadah dari anyaman bambu, nampak tidak menghiraukannya.

Beberapa saat kemudian dia berteduh di dalam sebuah kafe sembari menunggu hujan reda untuk kembali berjualan.

Dia adalah sosok seorang penjual nasi bungkus keliling bernama Sriana (60) yang tinggal di Desa Datinawong, Babat, Lamongan.

Di usianya yang menginjak kepala enam, si mbah Sriana tetap bersemangat bekerja. Dia harus berjuang keras mencari rupiah, karena delapan anaknya menunggu di rumah.

Mbah Sri, panggilan akrabnya, setiap hari harus menempuh jarak kurang lebih 50 kilometer dari Babat menuju ke Kota Pudak untuk mencari rezeki.

Dengan jarak sejauh itu, Mbah Sri hanya menjual nasi jagung dibungkus kertas minyak berisi lauk sederhana seharga Rp 5 ribu.

Keuntungan dari menjual nasi bungkus yang tak sebera itu selalu dia syukuri. Meski demikian, ia enggan menjadi peminta-peminta.

“Kalau capek tidur di emperan toko. Sambil menunggu angkutan yang mau ke terminal Gresik,” kata Sriana.

Sudah 20 tahun Mbah Sri berjualan nasi bungkus, saat itu harga satu nasi bungkus masih Rp 1.000.

Kedua wadah yang dibawanya terlihat nasi bungkus Mbah Sri masih banyak. Selain nasi dia juga menjual kacang dan ubi rebus.

Sesekali Mbah Sri menghitung uang hasil jual nasinya. Terlihat dua lembar uang pecahan Rp 5 ribu dan tiga lembar Rp 10 ribuan serta beberapa lembar uang Rp 2 ribu.

“Buat bayar angkutan untuk ongkos pulang ke Babat. Biasanya kalau Babat-Gresik pulang pergi (PP) ditambah angkutan lyn biayanya Rp 40 ribu,” ungkapnya.

Dia berharap tidak sampai sakit karena takut tidak bisa mencari uang. Sedangkan sang suami kini di Bali sebagai penjual telur puyu yang tak pasti kapan pulangnya.

“Ya yang penting selalu ikhlas dan sabar mencari rezeki halal. Saya selalu mohon diberi kesehatan agar dapat terus bekerja,” katanya.

Saat ditanya sampai kapan bekerja seperti ini? Mbah Sri menjawab dia akan terus bekerja.

“Ya akan terus bekerja sampai badan ini gak kuat lagi berjalan,” pungkasnya.

Biasanya Mbah Sri berkeliling menjual nasi bungkus di sekitar Rumah Sakit Semen Gresik, Pasar Baru Gresik dan sejumlah kafe di sepanjang Jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo. (Surya.co.id)

BACA JUGA :

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul
Tags