Nasional

Cerita Sainten, Korban Crane di Mekkah Asal Jombang : Ganti Rugi Hanya Sekedar Janji

Salah satu korban dalam tragedi jatuhnya crane di Mekkah, Sainten Bin Said Tarud (56), menunjukan hasil foto rontgen dirinya, saat ditemui dirumahnya di Desa Segodorejo Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (27/2/2017). FaktualNews.co/R Gawat/

 

JOMBANG, FaktualNews.co – Rencana kedatangan Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdul Azis ke Indonesia, membuat kenangan sebagian jamaah haji korban crane tahun 2015 lalu, kembali muncul. Betapa tidak, tragedi terjatuhnya crane yang membuat sebagian jamaah haji Indonesia terluka dan dijanjikan mendapatkan ganti rugi, hingga kini ternyata belum ditepati.

Salah satu korban dalam tragedi jatuhnya crane di Mekkah, Sainten Bin Said Tarud (56) warga Desa Segodorejo Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang, menuturkan, bahwa hingga saat ini dirinya mengaku belum menerima ganti rugi yang sempat dilontarkan Raja Arab Saudi beberapa tahun silam. Padahal, ia juga tercatat secara resmi oleh Kementerian Agama sebagai korban crane.

“Memang, hingga saat ini belum ada kabar soal ganti rugi tersebut,” paparnya, kepada awak media, Senin (27/2/2017).

BACA JUGA :
[box type=”shadow” ]

[/box]
Akibatnya, seluruh biaya pengobatan yang dideritanya harus ditanggungnya sendiri.

Saat itu, dirinya sedang dalam perjalanan menuju ke Masjidil Haram untuk menunaikan shalat. Tanpa diduga, cuaca berubah dan terjadi hujan deras disertai angin kencang

Namun sayang, saat hendak berlari menuju masjid, tiba-tiba ada sebuah crane yang jatuh menimpa bangunan, dan tubuh Sainten terkena lemparan reruntuhan bangunan beserta besi pembatas jalan. Akibatnya, Sainten mengalami patah kaki dan harus menjalani operasi.

“Nah, setelah kejadian itu memang dikabarkan akan menerima bantuan. Namun, biaya pengobatan hingga saat ini masih saya tanggung sendiri. Dari pemerintah Indonesia dan Pemkab setempat pun tidak ada bantuan,” ujarnya.

Tak hanya itu, untuk membiayai operasi tulang kaki dan memasang pen di kakinya, Sainten masih harus membiayainya sendiri. Tak tangung-tanggung, biaya yang dihabiskan bisa mencapai puluhan juta rupiah. “Semua biaya sendiri, dan belum mendapatkan ganti rugi,” terang Sainten yang sehari-hari berjualan kayu bakar.

Sebagai informasi, Sainten bin Said Tarub adalah salah satu jamaah haji yang menjadi korban jatuhnya crane di Masjidil Haram Makkah. Sainten, sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit An-Nur Makkah. Diketahui, Sainten terbang bersama kloter 15 Embarkasi Surabaya. (wat/rep)