JEMBER, FaktualNews.co – Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSIS) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Sunan Ampel IAIN Jember melakukan deklarasi melawan hoax (berita bohong), Senin (27/2/2017). Sebelum melangusngkan deklarasi, terlebih dahulu para generasi muda ini menggelar dikusi publik bertema “Media, Toleransi dan Ketahanan Nasional”.
Misbahul Khair Ali, salah satu aktivis HMI mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menangkal berbagai opini publik, terutama yang bermuatan SARA. Terlebih opini yang sengaja dimunculkan ke publik melalui media sosial (medsos) mengancam persatuan kebangsaan.
“Anak muda seperti kita harus menjadi pioner dalam memerangi berita-berita hoax atau yang tidak jelas sumbernya itu. Bayangkan saja, saat ini kemajuan teknologi kita sudah tidak terbendung, peningkatan sumber daya manusia juga harus selaras dengan kemajuan teknologi tersebut. Jika tidak, berita hoax yang mudah disebarluaskan itu akan leluasa mempengaruhi kita. Jangan sampai itu terjadi,” ujarnya kepada FaktualNews.co.
Adapun narasumber dalam diskusi publik itu, diantaranya Widi Prasetyo, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Pemkab Jember. Dalam kesempatan itu, Widi mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan aktivis mahasiswa tersebut.
“Kegiatan seperti ini positif bagi generasi muda. Ini bagian dari langkah kongkrit membantu pemerintah memerangi berita hoax. Alangkah baiknya jika kegiatan ini dilakukan secara berkelanjutan,” kata Widi.
Ia juga membeberkan, hingga kini beredarnya berita-berita hoax sudah semakin tak terbendung. Itu karena arus informasi melalui medsos semakin bebas. Sehingga memudahkan pengguna medsos untuk saling berbagi informasi. Termasuk saling melecehkan.
“Kalau untuk digunakan pada hal-hal yang negatif, berita yang berdar di medsoso itu mudah. Tapi, pada akhirnya ada juga yang akhirnya bermusuhan karena saling menuduh, saling melecehkan. Itu kan tidak baik,” jelasnya.
Pembicara lainnya, Kun Wasis yang juga mantan jurnalis di salah satu media mengingatkan peserta agar juga berhati-hati dalam menyikapi pemberitaan. Baik dari berita yang beredar di medsos maupun muatan di media mainstream. “Media mainstream harus mulai berfikir tentang membangun persepsi publik yang sehat. Diharapkan masyarakat akan belajar cerdas untuk memilih setiap muatan media yang ada,” tandasnya. (*oza)
[box type=”shadow” ]
BACA JUGA :
[/box]