FaktualNews.co

Mbah Sadiyo, Pemulung yang Rela Sisakan Penghasilannya untuk Menambal Lubang Jalan

Nasional     Dibaca : 1410 kali Penulis:
Mbah Sadiyo, Pemulung yang Rela Sisakan Penghasilannya untuk Menambal Lubang Jalan
Mbah Sadiyo, pemulung yang menyisakan uangnya untuk menambal jalan penghubung antar desa di Kabupaten Sragen, Jateng/faktualnews/internet

Mbah Sadiyo, pemulung yang menyisakan uangnya untuk menambal jalan penghubung antar desa di Kabupaten Sragen, Jateng/faktualnews/internet

SURABAYA, FaktualNews.co – Kondisi jalan di sebagian wilayah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, sangat buruk. Lubang menganga hampir merata di sepanjang jalan. Entah sudah berapa banyak pengguna jalan yang celaka dibuatnya.

Siang itu, mentari begitu terik. Dari kejauhan nampak seorang pria tua renta berupaya mengerahkan tenaganya, menggenjot pedal becak tuanya itu. Dua sak semen dan sejumlah barang rongsokan, nampak menupuk di bagian depan.

Mendadak, pria tua itu menghentikan gerak kakinya. Dua karung semen itu lantas diturunkan dari becaknya, di jalan Desa Gondang-Tunjungan. Becak yang berisi barang-barang rongsokan miliknya itu lantas diparkir menutup separuh badan jalan.

BACA JUGA 

Mengenakan celana pendek, lelaki renta lantas jongkok di depan sebuah lubang jalan. Jemari keriputnya, berupaya menata batu-batu yang berserakan ke dalam lubang sekira 10 sentimeter yang berada tepat didepannya.

Butiran keringat mulai mengucur di seluruh tubunya. Kaos tipis yang dikenakan, seakan tak mampu menahan sengatan matahari yang sedari tadi membakar tubuh. Sepertinya ia telah terbiasa. Hanya sebuah caping yang melindungi kepalanya.

Seorang diri, ia mengaduk semen dan pasir dengan campuran air yang dia ambil dari sawah. Adonan semen itu kemudian dia tuangkan ke dalam lubang-lubang jalan.

Dia adalah Sadiyo Cipto Wiyono. Pria 65 tahun itu tinggal di Dukuh Grasak RT 42 RW 11 Desa/Kecamatan Gondang, Sragen. Mbah Sadiyo, sapaannya, bekerja sebagai pemulung.

Meski penghasilannya tidak seberapa, Sadiyo selalu menyisihkan sebagian uang untuk membeli semen. Semen tersebut dia gunakan untuk menambal jalan yang berlubang.

“Kalau semen, saya beli sendiri. Nanti pasirnya minta sisa-sisa di rumah orang yang sedang membangun. Kadang dikasih, kadang tidak dikasih,” katanya, seperti dikutip dari detikcom, Jumat (03/3/2017).

Mbah Sadiyo mengaku penghasilannya hanya sekitar Rp 100 ribu untuk satu minggu. Dalam lima sampai enam hari. Dia berkeliling mengumpulkan barang-barang rongsokan. Setelah terkumpul, rongsokan itu ia jual. “Kalau beruntung bisa dapat Rp 150 ribu,” ungkapnya.

Niatnya memperbaiki jalan rusak berawal dari pengalamannya yang pernah jatuh terperosok akibat jalan berlubang. “Saya berebut jalan dengan kendaraan. Saya mengalah, tapi ternyata ada lubang. Ban becak saya sampai membentuk angka ‘8’. Untung barang rongsokan saya sudah diikat kencang, jadi tidak jatuh,” ungkap dia.

Peristiwa itu terjadi pada 2012. Semenjak itu, Sadiyo berjanji kepada dirinya untuk menambal jalan berlubang yang dia lihat. “Bahkan ada tetangga saya yang jatuh, patah tulang. Dia beri tahu saya kalau ada jalan berlubang. Setelah dapat rezeki ya saya tambal jalannya,” kata kakek 7 cucu ini.

Mbah Sadiyo mengaku sama sekali tidak dibayar oleh pihak mana pun untuk menambal jalan berlubang. “Saya niatkan untuk ibadah. Ada orang yang ingin ikut membantu karena mengira saya dapat proyek dari DPU (Dinas Pekerjaan Umum). Tapi setelah tahu tidak ada bayarannya, dia langsung pergi,” ujar pria kelahiran 7 April 1952 itu.

“Saya ini memang miskin. Tapi batin saya tidak miskin,” tutupnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin