FaktualNews.co

Refleksi Tujuan Pendidikan ; Guru Ujung Tombak Keberhasilan Sistem Pendidikan

Suara Netizen     Dibaca : 2604 kali Penulis:
Refleksi Tujuan Pendidikan ; Guru Ujung Tombak Keberhasilan Sistem Pendidikan
Ilustrasi

Ilustrasi

Refleksi Tujuan Pendidikan ; Guru Ujung Tombak Keberhasilan Sistem Pendidikan

Oleh : Wijaya Kurnia Santoso (Praktisi Pendidikan)

 

Orientasi pendidikan yang ada dalam kurun waktu satu dasawarsa ini  melenceng jauh dari tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam undang-undang dasar. Tujuan pendidikan yang selama ini ada hanya sekedar mengejar nilai kognitif tanpa begitu memperhatikan perkembangan sikap dan perilaku peserta didik. Hal tersebut tercemin dalam muatan materi yang ada di Ujian Nasional (UN) dari tahun ke tahun. Esensi dari pendidikan tidak pernah tersentuh untuk dikembangkan. Pendidikan yang diberikan di sekolah hanya sebatas pengajaran, bukan mendidik. Fenomena yang terjadi di proses pendidikan kita adalah siswa hanya dituntut sekedar tahu (knowing objective), bukan mencetak siswa sebagai pelaku (being objective).

Padahal menurut Undang – Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 3 setelah diamandemen menyebutkan “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”. Pada pasal yang sama, yakni pasal 31 ayat 5 disebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.

Ki Hadjar Dewantara pernah menyampaikan bahwa “Pendidikan merupakan sesuatu yang lebih luas  dan esensial daripada pengajaran. Pendidikan bermaksud menuntun segala kekuatan kodrat yang ada ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses belajar menjadi manusia seutuhnya dengan mempelajari, menghayati dan mengembangkan kehidupan sepanjang hidup, yang diperatarai sekaligus membentuk kebudayaan dan peradaban. Pendidikan juga harus mampu untuk membentuk kepribadian (karakter), penguasaan terhadap tsaqâfah (kebudayaan) dan   penguasaan ilmu kehidupan (IPTEK, keahlian, dan ketrampilan).

Bangsa kita sangat menaruh harapan terhadap dunia pendidikan. Dari pendidikan  inilah diharapkan masa depan dibangun dalam  landasan kuat. Landasan yang berpijak pada norma-norma moral agama dan budaya ketimuran. Namun, ada sebuah keresahan yang cukup beralasan bagi setiap orang tua, guru dan masyarakat manakala melihat perkembangan saat ini. Dominasi hiburan dan perkembangan teknologi kerap menyeret anak-anak dalam keterlenaan. Sementara agama dan norma-norma yang berlaku di kultur masyarakat masih jarang digunkan sebagai filter budaya yang sering menyesatkan. Lalu, kepada siapa lagi kita menaruh harapan?. Begitu besar harapan masyarakat terhadap dunia pendidikan. Untuk itulah muncul sebuah pertanyaan, “Apa relevansi pendidikan untuk masyarakat?”.

Pendidikan menempati tempat yang sangat strategis dalam membentuk karakter anak bangsa. Baik buruknya suatu bangsa ditentukan oleh pola pendidikan yang ada. Dari sanalah peran aktif guru sebagai ujung tombak pendidikan sangatlah diperlukan. Gurulah yang setiap hari bersentuhan dengan peserta didik, membentuk syaksiyah (baca: kepribadian) mereka dengan uswah (contoh)  berupa keteladanan. Guru harus mampu menjadi uswatun hasanah atau contoh yang baik bagi siswanya. Guru tidak boleh hanya bisa memarahi siswa yang terlambat, tapi harus bisa memberikan contoh selalu tepat waktu. Guru tidak boleh hanya menghukum siswanya yang mencotek, tapi harus memberi contoh selalu jujur dan tidak mencotek saat UKG (Uji Kompetensi Guru). Itulah pendidikan terbaik yakni melalui uswah/contoh, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.

Sungguh telah ada pada (diri)  Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah“. (QS. Al-Ahzab : 21)

Pengirim : [email protected]

 

Catatan : Kirimkan naskah tulisan Anda ke email redaksi : [email protected]. Selanjutnya naskah dinyatakan menjadi hak penuh redaksi untuk dipublikasikan dalam rubrik suara netizen.

Terimakasih.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Adi Susanto
Tags