Aksi Bela Akidah 213, Umat Muslim Kepung Pemkab dan Mapolres Sumenep
SUMENEP, FaktualNews.co – Sejumlah umat Islam di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menggelar unjuk rasa di depan Kantor Pemkab dan Mapolres setempat, Selasa (21/3/2017). Aksi tersebut merupakan buntut adanya kegiatan penyebaran atribut Kristen kepada siswa SD beberapa waktu lalu.
Massa aksi bela akidah 213 yang berpakaian serba putih hampir mencapai seribu orang ini tiba di depan Kantor Pemkab Sumenep sekira pukul 10.00 WIB.
Di depan Kantor Pemkab, massa aksi menyampaikan beberapa tuntutan kepada Bupati Sumenep, A. Busyro Karim. Di antaranya, mereka mendesak agar Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, A. Shadik dievaluasi.
Korlap Aksi, Achmad Farid Azziyadi menilai ada bentuk kelalaian Kepala Dinas Pendidikan setempat saat mengeluarkan rekomendasi kepada Yayasan Sejahtera Bangsa Mulia bekerja sama dengan DHC Kejuangan ’45 dalam melakukan sosialisasi wawasan kebangsaan. Dimana kegiatan tersebut diselingi pemberian hadiah berupa buku, makanan dan atribut-atribut Kristiani.
“Kami kesini untuk mendesak Bapak Bupati mengevaluasi Kepala Dinas Pendidikan yang mengeluarkan surat rekomendasi. Kami juga minta perwakilan dari Pemkab untuk menemui massa aksi,” ujar Farid lantang.
Massa aksi akhirnya bertemu dengan Carto, Asisten pemerintahan Setkab Sumenep. Carto mengaku juga tidak rela jika generasi muda yang masih duduk dibangku SD dimasuki ajaran diluar islam dengan cara-cara yang tidak benar.
“Secara umum kami juga tidak terima, untuk itu kami mendukung untuk ditegakkannya proses hukum secara tuntas,” kata dia.
Dalam aksi tersebut mereka membawa sejumlah atribut. Di antaranya bertuliskan “Tegakkan supremasi hukum, tangkap dan proses hukum pelaku penodaan akidah”, dan sejumlah bendera bertuliskan lafadz La ilaha illallah.
Setelah puas menyampaikan orasinya, massa aksi damai tersebut bergeser menuju Mapolres setempat guna menyampaikan tuntutan ditegakkannya supremasi hukum di bumi Sumekar ini.
Sementara, Kapolres Sumenep, AKBP H Joseph Ananta Pinora menyampaikan apresiasi atas aksi damai dan tertib yang digelar umat muslim.
“Kami mengapresiasi aksi damai hari ini, karena dengan aksi damai aspirasi bisa tersalurkan dengan baik,” ujarnya.
Menurut Pinora, kasus dugaan kristenisasi yang disampaikan dan sempat dilaporkan beberapa waktu lalu itu sudah menjadi atensi penegak hukum.
“Saat ini kasusnya masih tahap penyelidikan, sekitar 10 orang lebih sudah diperiksa, diantaranya perwakilan Disdik, kepala sekolah, yayasan penyelenggara dan lainnya,” pungkasnya. (jie/oza)
[box type=”shadow” ]
BACA JUGA :
- Warga Resah, Kristenisasi Berkedok Kegiatan Wawasan Kebangsaan
- Dugaan Kristenisasi di Sumenep, Bingkisan dari Pelajar Luar Negeri
- Dugaan Misi Kristenisasi, Kadisdik Sumenep Tak Tahu Ada Pembagian Bingkisan Berisi Atribut Kristen
[/box]