LAMONGAN, FaktualNews.co – Mantan kombatan Afganistan dan Mindanau Philipina yang juga ahli bom, Ali Fauzi Manzi mendirikan Yayasan Lingkar Perdamaian, di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro. Yayasan ini akan mendidik anak-anak, janda dan yang suaminya ada di dalam penjara karena kasus terorisme, Rabu (29/3/2017).
Di sela-sela peletakan batu pertama pembangunan TPA plus dan renovasi Masjid Baitul Muttaqin, di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Ali Fauzi menjelaskan, Yayasan Lingkar Perdamaian yang ia dirikan bersama dengan para mantan-mantan kombatan dan mantan teroris ini sebagai satu-satunya yayasan yang bergerak di bidang Control Flow Integrity (CFI ).
Lebih lanjut, Ali Fauzi menegaskan, pendirian Yayasan Lingkar Perdamaian yang diiringi pendirian TPA plus dan renovasi Masjid Baitul Muttaqin ini akan menjauhkan dari sifat-sifat destruksi, apalagi pembomam. “Pendirian Yayasan Lingkar Perdamaian berangkat dari banyaknya sejarah yang saya lalui bersama kawan-kawan dimana banyak yang bisa kita ambil hikmahnya,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Brigjen Pol Herwan Chaidir menyatakan pihaknya berupaya untuk terus menanggulangi terorisme dimana satu di antara langkah BNPT adalah dengan melakukan pembangunan TPA plus dan renovasi Masjid Baitul Muttaqin, di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro ini.
BACA JUGA :
Lebih lanjut, Brigjen Pol Herwan Chaidir yang sekaligus Ketua pembangunan TPA plus dan renovasi Masjid Baitul Muttaqin, dapat menunjang pendidikan anak – anak. “TPA plus dapat sebagai penunjang pendidikan anak – anak di Yayasan Lingkar Perdamaian yang di ketuai oleh Ali Fauzi Manzi,” ujarnya.
Sedangkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Komjen Pol Suhardi Alius menyebut, pembangunan TPA plus dan renovasi Masjid Baitul Muttaqin ini menjadi pohon harapan. Menurutnya, pembangunan TPA plus dan Masjid Baitul Muttaqin, sebagai tempat menuntut ilmu bagi para anak – anak generasi penerus bangsa. “Ini wujud komitmen kami bahwa negara hadir. Harapan kami bisa berjalan dengan baik, setelah selesai lebaran bisa kita resmikan,” ucapnya.
Ia berharap, di TPA plus dapat mendidik anak – anak generasi penerus menjadi anak – anak yang berguna bagi Bangsa Indonesia, yang senantiasa menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebelum melakukan peletakan batu pertama TPA plus dan Masjid Baitul Muttaqin juga telah diresmikan Pesantren Darusy Syifa di Dusun IV, Sei Mencirim, Kutalimbaru, Deliserdang, Sumatera Utara. Pesantren yang didirikan mantan napi terorisme Khairul Ghazali menjadi yang pertama dan satu-satunya pesantren yang membina anak-anak mantan napi terorisme dan teroris yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
“Untuk mereduksi radikalisme, tidak harus selalu menggunakan pendekatan represif. Pola pendekatan kemanusiaan pun harus lebih banyak dilakukan,” terang Komjen Pol Suhardi.
Suhardi Alius menambahkan, pendirian pesantren Darusy Syifa dan TPA plus serta renovasi Masjid Baitul Muttaqin merupakan binaan BNPT ini akan menjadi percontohan. Ia menyebut ada rencana pembangunan pesantren serupa di tempat-tempat lain.
Peletakan batu pertama ini selain dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius, juga dihadiri oleh Wakil Kapolda Jatim, Brigjen Pol Gatot Subroto dan Danrem 082/CPYJ Kolonel (Kav) Gathut Setyo Utomo. Tak hanya itu, Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasarudin Umar dan Kapolres Lamongan, AKBP Juda Nusa Putra juga hadir di acara ini. Selain itu, turut hadir pula 30 lebih mantan napiter dan mantan jaringan teror wilayah Jawa Timur yang juga menyaksikan pembangunan TPA plus dan Masjid Baitul Muttaqin. (sol/rep)