FaktualNews.co

Gaji Minim, 14 Tutor Lembaga Kursus Bahasa Inggris di Sumenep Hengkang

Pendidikan     Dibaca : 3763 kali Penulis:
Gaji Minim, 14 Tutor Lembaga Kursus Bahasa Inggris di Sumenep Hengkang
Kantor PEC Sumenep. Foto : yayasanpalapasumenep.or.id

Kantor PEC Sumenep.
Foto : yayasanpalapasumenep.or.id

SUMENEP, FaktualNews.co – Sedikitnya ada 14 tutor (guru) di lembaga kursus Palapa English College (PEC) yang berlokasi di Jalan KH Imam Bonjol Desa Pamolokan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, hengkang alias mengundurkan diri (resign) karena lahirnya kebijakan baru yang diterapkan.

Pasalnya, munculnya aturan baru yang akan diterapakan sejak April 2017 ini, dianggap tidak jelas bentuk sosialisasinya. Bahkan, terindikasi mengebiri hak dan kesejahteraan karyawan.

Berdasarkan penuturan salah seorang eks tutor PEC yang meminta namanya untuk tidak dipublikasikan, kebijakan baru GTY (guru tetap yayasan) dan GTTY (guru tidak tetap yayasan) ini seakan Dipaksakan.

“Sejak sosialisasi sampai sebelum kami memutuskan berhenti, para tutor tidak mendapatkan kejelasan dari pihak pengelola. Terutama dalam hal gaji karyawan,” paparnya.

Menurutnya, prosedur pengajuannyapun kurang jelas, tidak trasparan, mulai dari hanya sekedar informasi luaran, ajakan, sampai intimidasi dan ancaman.

Namun, setelah ditelusuri kebijakannya menjadi aneh, papar eks tutur PEC ini, seluruh tutor dituntut untuk mendaftar dulu baru akan dijelaskan seluruh aturan dan kebijakannya.

“Dari sanalah terbongakar daftar gaji yang sangat miris dan tidak layak diterima bagi seorang tutor, apalagi sekelas tutor senior,” paparnya kepapa FaktualNews.co, Selasa (4/4/2017).

Bahkan, ia juga membeberkan prihal Kebijakan baru yang tidak transparan. terutama dalam masalah gaji, menurutnya gaji karyawan yang awalnya menggunakan sistem pembayaran perjam ngajar dengan nominal kesejahteraan yang lumayan, sekarang gajinya malah diganti dengan sistem akumulatif.

“Sistem lama diganti dengan cara pembayaran akomulatif satu bulan dengan jam yang sudah ditentukan yaitu standby di Palapa selama 96 jam dengan gaji paling tinggi 1 juta rupiah,” sambungnya mengurai.

Pria ini juga merinci, golongan tertinggi saja hanya diberi gaji Rp 1.000.000, sehingga jika dihitung secara matematis Rp 1.000.000 : 96 hanya ketemu nominal Rp 10.416.

“Artinya, karyawan akan mendapatkan gaji kisaran Rp 10.000-an bagi golongan I perjamnya. Berbeda dengan tingkatan dibawahnya, untuk golongan II gajinya Rp 800.000, golongan III gajinya Rp 500.000 dengan durasi 96 jam juga, ini kan ngak rasional,” kata dia kepada media ini.

Kebijakan tersebut dipandang miris bagi lembaga kursus yang sudah terkenal dengan jumlah siswa ratusan orang ini, sementara kesejahteraan karyawannya malah dikesampingkan.

“Jumlah siswa sekitar 700 an. Dan SPP perbulan kurang lebih Rp 60 ribu per siswa. makanya kami resign pertanggal 31 Maret kemarin karena kebijakannya tidak jelas,” tandasnya.

Ketua Yayasan PEC Sumenep, Unggul Karsono, dikonfirmasi secara terpisah sempat berbelit-belit untuk memberikan keterangan, namun akhirnya yang bersangkutan menjelaskan bahwa aturan baru itu sudah tertuang dalam kebijakan pendidikan nasional.

Lembaga kursus itu sekarang kebijakan dan aturannya harus berdasarkan NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional), semua pengelolaan baik pendidikannya maupun sistemnya harus membentuk GTY dan GTTY.

“Dari aturan baru itu, ada jam maksimal mengajar perminggu 24 jam untuk GTY, itu bagi guru yang masuk Golongan 1 dan 2. Sementara, golongan 2 dan 3 hanya memiliki beban 18 jam. Terhitung mulai jam 3 sore sampi jam 8 malam setiap harinya,” paparnya melalui sambungan telepon pribadinya.

Disinggung mengenai ketimpangan dan berkurangnya gaji yang diterima para tutor, ia pengklaim sudah sesuai aturan dan golongan masing-masing.

“Gaji karyawan itu tergantung golongan, termasuk juga disesuaikan dengan kemampuan yayasan untuk membayar,” sambungnya.

Selain itu, pihaknya juga tidak menampik mengenai kesimpang siuran informasi aturan. karena masih perlu disisialisasikan secara detil. “kami sudah sosialisasikan selama 3 hari kemarin, tapi ke 14 tutor itu tidak mau dan memilih resign,” pungkasnya. (jie/oza)

[box type=”shadow” ]

BACA JUGA :

[/box]

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Romza
Tags