TEHERAN, FaktualNews.co – Presiden Iran Hassan Rouhani menyerukan pembentukan komisi pencari fakta internasional untuk menyelidiki dugaan serangan kimia di Suriah.
“Sebuah misi pencari fakta internasional harus dibentuk untuk menjelaskan masalah ini,” kata Rouhani seperti dilansir media Iran, Press TV, Sabtu (8/4/2017).
“Tentu saja, pihak-pihak yang bias tak bisa dimasukkan dalam misi ini dan AS tak boleh memimpin (misi), masalah ini harus diselidiki oleh negara-negara netral untuk menemukan darimana senjata kimia itu berasal, siapa yang membawanya atau apakah memang ada senjata kimia yang terlibat atau tidak,” imbuh Rouhani dalam sebuah pertemuan ekonomi nasional di Teheran.
Serangan gas beracun di kota Khan Shaykhun, provinsi Idlib, Suriah pada Selasa (4/4/2017) menewaskan setidaknya 86 orang, termasuk puluhan anak-anak.
Pemerintah AS dan negara-negara Barat lainnya menuduh rezim Presiden Bashar al-Assad sebagai dalang serangan kimia tersebut. Namun Suriah dan sekutu utamanya, Rusia membantah keras tuduhan tersebut.
Berdalih untuk merespons serangan kimia tersebut, Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan rudal ke pangkalan udara Shayrat di provinsi Homs pada Jumat (7/4/2017). Washington menyebut dari pangkalan udara Suriah itulah serangan kimia dilancarkan.
Pemerintah Iran mengutuk serangan rudal AS ke Suriah. “Orang itu (Trump) yang kini menguasai AS, mengklaim bahwa dia ingin memerangi teroris, namun dengan langkah ini, semua teroris di Suriah senang dan merayakan,” cetus Rouhani. (*)