FaktualNews.co

Kapolres : Lamongan Harus Jadi Kota Menyadarkan Teroris

Kriminal     Dibaca : 1502 kali Penulis:
Kapolres : Lamongan Harus Jadi Kota Menyadarkan Teroris
Suasana penandatangan MOU di Mapolres Lamongan, Senin (10/4/2017). Foto : FaktualNews/Ahmad Faishol

Suasana penandatangan MOU di Mapolres Lamongan, Senin (10/4/2017).
Foto : FaktualNews/Ahmad Faishol

LAMONGAN, FaktualNews.co – Upaya pencegahan tindakan terorisme terus dilakukan aparat kepolisian Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Salah satunya dilaksanakannya penandatanganan Memorandum Of Understanding (MOU) antara Polres Lamongan dengan Yayasan Lingkar Perdamaian diruang Mapolres Lamongan, Senin (10/04/2017).

Tujuan dilakukan MoU ini sangat mulia untuk melakukan perdamaian dan merubah mindset yang selama ini mengarah ke paham radikalisasi embrionya dari Lamongan.

“Dari data intelijen di lapangan, masih banyak masyarakat Lamongan khususnya di wilayah Brondong dan Paciran mengikuti ajaran-ajaran tersebut dan ikut berangkat ke syiria dengan tujuan jihad,” Kapolres Lamongan, AKBP Juda Nusa Putra.

Untuk itu, perjanjian ini, lanjut Kapolres, ingin membuka hati kepada rekan rekan yang sudah mengikuti ajaran-ajaran tersebut agar kembali ke perdamaian dan hidup bersosial dengan masyarakat lainnya. Imbuhnya

“Kami ingin mengubah mindset Lamongan yang terkenal sebagai teroris menjadi kota menyadarkan teroris,” pungkas Kapolres.

Sementara itu, Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian yaitu Ustadz ALi Fauzi, menceritakan bahwa pernah memohon bantuan pengobatan perihal anggota Yayasan Lingkar Perdamaian yang terdiri dari mantan-mantan teroris. Ada yang terkena tembakan di tulang kaki yang di lakukan saat penangkapan oleh Densus 88, dan permohonan tersebut di kabulkan oleh Mapolres untuk melakukan operasi mengangkat timah yang bersarang di kaki tersebut akibat dari ledakan senjata api.

“Kehawatiran saya usai kejadian Lamongan dan tuban kemarin, saya langsung koordinasi semua mantan tetoris dan semua anggota saya apa ada yang diantara mereka yang ditangkap’ ternyata aman tidak ada yang diamankan,” terang adik Bom Bali satu ini.

Yayasan Lingkar Perdamaiana ini untuk mengubah mereka yang biasanya enjoy menggunakan senjata, menjadi penulis dan narasi kontra tetoris.

“Pemberdayaan mantan napi teroris melalui program asa, asi, asu. sebab ketika mereka baru keluar dari tahanan kembali menjalani hidup dari awal alias nol,” jelas Mantan Mujahid Afganistan.

Berharap penanganan paham Radikalisasi atau teroris dari tahun 2000 sampai dengan 2016 yang mengatas namakan dari kelompok kekalifahan, diperlukan melibatkan banyak kalangan, seperti TNI Polri, Tokoh masyarakat pusat hingga daerah agar bersama-sama memberi arahan ke masyarakat untuk menjaga perdamaian. (sol/oza)

[box type=”shadow” ]

BACA JUGA :

[/box]

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Romza