FaktualNews.co

Donald Trump Keluarkan Ancaman Untuk Indonesia, Bisa Krisis Ekonomi

Ekonomi     Dibaca : 2501 kali Penulis:
Donald Trump Keluarkan Ancaman Untuk Indonesia, Bisa Krisis Ekonomi
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump. Foto: Istimewa

 

JAKARTA, FaktualNews.co – Indonesia sudah diberi cap curang dalam hubungan dagang oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump.

Donald John Trump, kini menjadi momok yang menakutkan bagi banyak kalangan. Mereka semua khawatir, Presiden Amerika Serikat (AS) berusia 70 tahun itu akan merealisasikan seluruh rencana yang digaungkannya saat kampanye. Seperti pembatasan bagi imigran, perlindungan perdagangan AS hingga pengurangan pajak bagi korporasi.

Memang, dunia kini dipenuhi oleh ketidakpastian. Semuanya menunggu arah ekonomi Presiden Trump. Ini penting untuk menentukan masa depan ekonomi dan investasi global.

Sesuai janji kampanye, program ekonomi Trump memiliki dua sisi mata pisau. Dalam perdagangan internasional,misalnya, Trump menolak segala bentuk perdagangan bebas dan internasional serta proteksi ekonomiyang akan menyulitkan ekspor ke AS.

Trump juga akan bertindakagresif terhadap negara-negara yang membayangi ekonomi AS di perdagangan internasional, seperti China, Jepang, dan Meksiko. Bahkan, khusus untukproduk China dan Meksiko, Trump berencana membelakukan tarif 40% dan 35 %.

Bagi Indonesia, yang sebagian besar ekspornya ditujukan ke AS, tentu ini akan menjadi pukulan berat. Sebab, ujung-ujungnya kebijakan ini juga akan menggerus ekspor komoditas yang selama ini mengandalkan pasar AS.

Nah,di tengah hitung-hitungan negatif itu, kini Trump sudah mengeluarkan ancaman. Dia telah memerintahkan investigasi atas dugaan kecurangan yang dilakukan 16 negara mitra dagang. Menurut Trump, 16 negara tersebut dianggap telah melakukan sejumlah praktik yang menyebabkan neraca perdagangan AS selalu defisit.

Trump sudah mengancam, jika terbukti, negara-negara tersebut bakal dikenakan sanksi berupa pengenaan bea masuk tambahan. Tahun lalu, dari defisit neraca dagang AS sebesar US$ 502 miliar, sekitar US$ 347 miliar di antaranya berasal dari China.

Bagaimana dengan Indonesia? Negara ini bersama Jerman, Kanada, Meksiko, dan Swiss masuk dalam negara yang akan ditelisik karena dinilai turut menyumbang defisit AS, meski dalam jumlah lebih kecil.

Jika Trump menjatuhkan sanksi terhadap Indonesia, apa dampaknya bagi negara ini? Tentu saja sangat besar. Sebab, bukan apa-apa, selama beberapa tahun ini AS menjadi tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia. Komoditas ekspor yang masuk ke Paman Sam adalah ban mobil, sepatu, mesin printer, dan udang.

Memang, neraca perdagangan Indonesia dengan AS selalu mencatat surplus. Pada 2012, nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai US$ 14,9 miliar sementara nilai impor Indonesia dari AS tercatat US$ 11,6 miliar sehingga Indonesia surplus US$ 3,3 miliar.

Tahun 2013, nilai ekspor Indonesia ke AS tercatat US$ 15,7 miliar sedangkan nilai impor Indonesia dari AS hanya US$ 9,1 miliar sehingga Indonesia surplus US$ 6,6 miliar.

Beranjak ke tahun 2014. Di tahun itu nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai US$ 16,5 miliar sementara nilai impor Indonesia dari AS tercatat US$ 8,4 miliar sehingga Indonesia surplus US$ 8,2 miliar.

Pada 2015, nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai US$ 16,2 miliar sementara nilai impor Indonesia dari AS tercatat US$ 7,59 miliar. Alhasil, pada 2015 nilai perdagangan Indonesia mencatat surplus US$ 8,6 miliar.

Tahun 2016, nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai US$ 15,3 miliar sementara nilai impor Indonesia dari AS tercatat US$ 7,2 miliar sehingga Indonesia surplus US$ 8,1 miliar.

Besar kan? Tapi kalau benar Indonesia curang, kenapa Trump tidak membawa ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) untuk membuktikan kecurangan yang dituduhkan? Repotnya, Trump sudah tidak percaya WTO. Bahkan, dia pernah mengancam AS akan keluar dari keanggotaan WTO, termasuk ingin menghapus Perjanjian Pasar Bebas Amerika Utara (NAFTA/North American Free Trade Agreement).

Makanya, saat Wakil Presiden AS Mike Pence ke Indonesia pada 20-21 April nanti, Presiden Jokowi diharapkan bisa menanyakan soal ini. Atau ini cuma retorika Trump saja? (*)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul
Sumber
Inilah.com