FaktualNews.co

Potret Anak-anak Rayakan Paskah Dalam Nuansa Kesederhanaan

Nasional     Dibaca : 1908 kali Penulis:
Potret Anak-anak Rayakan Paskah Dalam Nuansa Kesederhanaan
Kawanan domba berbahan telur dan barang bekas yang dibuat anak-anak jemaat GBI Rock Mojokerto dalam merayakan paskah, Jumat (14/4/2017).FaktualNews/Ivin.

Hiasan telur yang disulap menjadi kawanan domba yang dibuat anak-anak jemaat GBI Rock Mojokerto dalam merayakan paskah, Jumat (14/4/2017).FaktualNews/Ivin.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Ratusan anak-anak jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rock Kota Mojokerto, Jawa Timur, merayakan peringatan paskah, Jumat (14/4/2017). Namun, perayaan ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Mereka menghias telur paskah, di tengah nuansa kesederhanaan. Satu persatu butiran telur mainan berbahan plastik itu dirangkai dengan berbagai barang bekas limbah rumah tangga. Ada yang membentuk domba, ada juga yang dijadikan bonekah mirip Bunda Maria.

Kendati menggunakan bahan bekas, namun tak menyurutkan semangat anak-anak ini untuk merayakan datangnya hari Paskah. Hari dimana Yesus disalibkan dan dikuburkan dan akan bangkit di hari ketiga.

Kawanan domba berbahan telur dan barang bekas yang dibuat anak-anak jemaat GBI Rock Mojokerto dalam merayakan paskah, Jumat (14/4/2017).FaktualNews/Ivin.

 

“Ini konsepnya anak-anak domba-domba Gereja Bathel Indonesia. Kalau setahu saya domba itu umat,” kata salah seorang jemaat GBI Rock Kota Mojokerto, Clover (11), Jumat (14/4/2017).

Berbeda dengan Clover, hiasan telur paskah yang dibuat Tania (12), bertema “Kebunku”. Tema ini, mengkisahkan perjuangan ulat yang hendak patok ayam hingga bermetamorfosa menjadi kupu-kupu.

Sementara itu, guru Sekolah Minggu Hendro Winarko mengatakan, dalam perayaan paskah kali ini bertemakan “Yesus Penebusku”. Menurutnya, agenda telur paskah ini sebagai bentuk melestarikan tradisi yang sudah ada sejak turun-temurun.

“Sebenarnya, telur tidak ada hubungannya dengan paskah. Namun, tradisi sejak dulu, menghias telur itu sudah dilakukan. Menurut nenek moyang, telur merupakan lambang kebangkitan,” katanya.

Selain itu, acara menghias telur paskah ini juga digunakan sebagai cara untuk menamankan hidup dalam kesederhanaan dalam diri anak-anak. Sebab, semua barang yang digunakan merupakan barang bekas.

“Jadi kita lakukan pembatasan. Maksimal biaya yang dikeluarkan tidak boleh melebihi Rp 30 ribu. Sehingga anak-anak ini bisa belajar hidup dalam kesederhanaan,” tandasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin