FaktualNews.co

Djan Faridz: Saya ikhlas kalau meninggal enggak disalatin. Yang salatin ibu-ibu saja, mau enggak?

Parlemen, Politik     Dibaca : 1696 kali Penulis:
Djan Faridz: Saya ikhlas kalau meninggal enggak disalatin. Yang salatin ibu-ibu saja, mau enggak?
djan faridz

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan ( PPP) Muktamar Jakarta, Djan Faridz (kiri0 bersama pasangan Cagub-Cawagub DKI Ahok-Djarot (Google Image)

 

JAKARTA, FaktualNews.co – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan ( PPP) Muktamar Jakarta, Djan Faridz menyatakan siap tidak disalatkan saat meninggal dunia karena pilihannya untuk berjuang habis-habisan memenangkan pasangan Basuki T Purnama- Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI Jakarta.

“Saya ikhlas kalau meninggal enggak disalatin. Yang salatin ibu-ibu saja, mau enggak?” kata Djan dalam acara Jakarta Bersalawat di GOR Ciracas, Jakarta Timur, dikutip merdekacom, Jumat (14/4).

Ternyata, sikap politik Djan juga berimbas pada usahanya. Djan bercerita, proyeknya di BUMN banyak dicoret karena mendukung Ahok-Djarot. Namun, mantan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) ini tidak menjelaskan pihak yang mencoret proyek-proyeknya.

“Djan Faridz pengusaha jangan sombong, saya enggak kerja di DKI. Saya kerja di BUMN pegang proyek. Proyek saya gara-gara dukung Ahok dicoret, perbedaan pendapat bikin proyek saya dicoret. Saya ikhlas bantu karena saya berjuang untuk umat Islam,” tutupnya.

BACA JUGA :

Sebelumnya diketahui, partai-partai pendukung pasangan Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat menggelar acara ‘Jakarta Bersalawat’ di GOR Ciracas, Jakarta Timur siang ini. Acara ini dihadiri oleh petinggi partai-partai pendukung Ahok-Djarot, di antaranya, Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham, Wasekjen Golkar TB Ace Hasan Syadzily, dan Ketua DPD Partai Hanura DKI Jakarta, Muhammad Sangaji.

Djan menuturkan, PPP telah membuat kontrak politik dengan Ahok-Djarot. Isi kontrak politik itu adalah upaya untuk kemaslahatan umat Islam. Semisal, meminta Ahok-Djarot menggaji ustaz, ulama hingga pengurus masjid.

“Saya minta gaji marbot, ustaz, habaib. Saya ini berjuang untuk umat Islam menjadikan pemimpin yang pro umat Islam kalau kagak percuma beda paham percuma,” terang dia.

Djan bercerita, banyak warga di Suriah terpaksa mengungsi ke negara-negara di Eropa karena konflik yang disebabkan perbedaan pandangan. Oleh karenanya, dia menyarankan, Jakarta tetap tertib dan aman meski berbeda pilihan.

“30 Ribu warga Suriah mengungsi ke Eropa, lari karena ada perbedaan. Jakarta jangan sampai kayak gitu karena perbedaan pendapat,” tutupnya. (*/rep_)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul
Sumber
merdeka.com