FaktualNews.co

Antisipasi Telan Korban, Objek Wisata Rawan Bencana di Madiun Ditutup Sementara

Wisata     Dibaca : 1624 kali Penulis:
Antisipasi Telan Korban, Objek Wisata Rawan Bencana di Madiun Ditutup Sementara
Objek wisata Air Terjun Coban Kromo Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun. Foto : FaktualNews/Zainal Abidin

Objek wisata Air Terjun Coban Kromo Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.
Foto : FaktualNews/Zainal Abidin

MADIUN, FaktualNews.co – Tanah retak di Objek wisata Air Terjun Coban Kromo Desa Bodag, Kecamatan Kare Kabupaten Madiun merupakan daerah tebing. sehingga membahayakan pengunjung sementara ditutup. Lokasi retakan berada di tebing yang berada di lereng Gunung Wilis.

Kepala Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Dangkung mengatakan, penutupan sementara tersebut dilakukan oleh warga desa setempat selaku pengelola objek wisata.
“Untuk sementara, tempat wisata Air Terjun Coban Kromo ditutup. Hal itu karena ada tebing setinggi 100 meter di lokasi tersebut yang rawan ambrol karena terjadi tanah retak,” ujarnya kepada FaktualNews, Minggu (16/4/2017).

Menurut dia, retakan tanah di tebing air terjun tersebut ditemukan warga sejak awal tahun 2017. Namun, warga hanya mengira itu retakan tanah biasa, apalagi tidak terlihat akibat tertutup semak-semak dan pepohonan di sekitar air terjun. Setelah ditelusuri, retakan tanah semakin meluas hingga saat ini mencapai panjang 30 meter dan ambles hingga 25 meter.

Ia menambahkan, meski lokasi air terjun tidak berada di sekitar permukiman warga, namun retakan tanah tersebut berdampak pada lahan perkebunan dan pertanian warga seluas 5 hektar.

Dari BPBD Madiun sendiri untuk antisipasi bencana dan jatuhnya korban Kepala BPBD Kabupaten Madiun Edy Hariyanto menyarankan penutupan lokasi wisata air terjun yang sempat ditemukan retakan di bagian tebingnya.

“Selain itu, memasang tanda peringatan di sejumlah titik  rawan longsor, seperti halnya di jalan, kantor desa, dan pemukiman warga,” tutur Edy Hariyanto.

Meski tidak ada tanda peringatan, seperti sirine atau early warning sistem, namun BPBD setempat sudah menempatkan relawan maupun tim reaksi cepat yang ditugaskan memantau kondisi pergerakan tanah disekitar lereng Gunung Wilis. (nal/oza)

[box type=”shadow” ]

BACA JUGA :

[/box]

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Romza