Nanda Sukmana Terpilih Menjadi Ketua Dewan Kesenian Jombang

Ketua Dewan Kesenian Jombang (DKJo) periode 2017-2022, Nanda Sukaman. FaktualNews.co/Wijaya/

 

JOMBANG, FaktualNews.co – Nanda Sukmana, salah satu kandidat yang ikut dalam pemilihan Ketua Dewan Kesenian Jombang  (DeKaJo), berhasil menyisihkan Nasurlillah, Suwasis dan Sony Purwoko dalam Musyawarah Besar (MUBES) ke 2 DKJo , Minggu (16/4/2017) malam, di Aula SMA Negeri 3 Jombang, Jawa Timur.

Nanda Sukmana terpilih menjadi Ketua Dewan Kesenian Jombang periode 2017-2021, berdasarkan hasil musyawarah yang dihadiri seluruh jajaran pengurus lama, para seniman dan budayawan se-Kabupaten Jombang. Dalam pemilihan tersebut Nanda Sukmana memperoleh 23 suara sedangkan Nasrulillah 22 Suara, Suwasis 15 suara, dan Sony Purwoko 6 suara, serta 2 suara tidak sah.

Sementara itu Ketua DaKaJo terpilih, Nanda Sukaman menuturkan, jika dirinya cukup kaget terpilih sebagai nahkoda DKJo. Karena, perolehan suara cukup sengit antara dirinya dan Nasurlillah, dari perolehan voting Nanda unggul satu suara dari Nasurlillah.

BACA JUGA :

“Saya cukup kaget sekaligus senang terpilih mejadi ketua DeKaJo. Senangnya ya karena mendapat kepercayaan dari teman sesama seniman untuk menghidupkan kembali fungsi Dewan Kesenian Jombang yang sebelumnya vakum,” ujarnya usai pemilihan.

“Saya mohon dukungan dari semua pihak, khususnya dari pegiat seni yang ada di Kabupaten Jombang, seperti yang saya sampaikan dalam visi dan misi saya sebelumnya, yaitu upaya mendorong dan memastikan adanya gedung kesenian atau ruang publik seni, selain itu yang paling utama adalah membentuk Jombang Art Forum sebagai salah satu ruang strategis silaturahim seniman jombang dan stakeholder,” kata Nanda.

Selain itu, ia juga memaparkan beberapa program salah satunya adalah industri kreatif dan ekonomi kreatif perlu didorong dan dikembangtumbuhkan untuk menopang peningkatan  kesejahteraan seniman jombang, dan juga yang paling terpenting adalah diperlukan sebuah kajian yang mendalam melalui kegiatan kegiatan rekonstruksi, revitalisasi, transformasi terhadap khasanah kesenian Jombang yang sudah punah atau hampir punah.

“Proses ini harus dibarengi oleh upaya pendokumentasian dalam bentuk penerbitan serta perekaman-perekaman digital. Upaya ini tentu memperhatikan skala prioritas dan dilakukan secara berkesinambungan dan sistemik,” pungkasnya. (w1d/rep_)