FaktualNews.co

500 KK di Empat Kampung Kepulauan Bontang Kesulitan Air Bersih

Nasional     Dibaca : 955 kali Penulis:
500 KK di Empat Kampung Kepulauan Bontang Kesulitan Air Bersih
Ilustrasi air bersih
ilustrasi-air-bersih

Ilustrasi air bersih (foto : google image)

 

BONTANG, FaktualNews.co – Mahalnya ongkos transportasi ke kepulauan mengakibatkan sekitar 500 kepala keluarga (KK) di empat kampung yang berada di kepulauan perairan Bontang, Kalimantan Timur, kesulitan air bersih.

Empat kampung itu adalah kampung Melahing, kampung Tihi-tihi, kampung Busung dan kampung Selangan, berpenduduk rata-rata 140-150 KK. Selama ini, mereka mendapat pasokan air bersih dari kawasan pesisir.

Selama ini juga, warga di empat kampung itu membeli air bersih melalui pelanggan yang tinggal di pesisir. PDAM menjual air ke pelanggan di pesisir seharga Rp 4.000 – Rp 5.000 per kubik. Harga semakin mahal ketika pelanggan di pesisir menjualnya ke warga di empat kampung kepulauan itu.

“Harganya menjadi lebih mahal lagi. Jadi Rp 20.000 – Rp 50.000 per kubik. Kalau mau bulanan, Rp 260.000 per bulan per KK. Atau Rp 1.000 per jeriken isi 20 liter air bersih. Kita upayakan untuk menekan lagi harganya supaya tidak terlalu mahal. Ditekan hingga Rp 500 per jeriken atau maksimal Rp 150 ribu per KK,” kata Direktur PDAM Tirta Taman Bontang Suramin, kepada wartawan di Samarinda dikutip dari merdekacom, Selasa (18/4/2017).

BACA JUGA :

“Empat kampung itu, memang dipasok dari pesisir, dan air bersih, mesti diangkut kapal untuk ke kampung itu. Sementara memang air bersih cuma sampai di pesisir,” terangnya.

Suramin menjelaskan, perjalanan dari kota ke pesisir cukup jauh, menuju ke kampung di pulau-pulau itu. Tapi menurutnya itu, bukan wilayah kerja langsung PDAM, melainkan bagian kerjasama pemerintah dan juga dinas PU. “Jadi, air dari kami sampai pesisir saja,” ujar Suramin.

Ia menambahkan, harga air bisa ditekan asal RT maupun kelurahan di pesisir menyediakan lahan untuk fasilitas hidran umum. “Jadi kalau ada hidran, tarif air langsung PDAM. Selama ini kan tarifnya sperti calo, karena dari pelanggan di pesisir, jual air lagi ke pulau. Jadi, memang warga di keempat kampung yang berprofesi sebagai nelayan itu, sangat memerlukan air bersih,” ungkap Suramin.

“Sekali lagi bahwa memang warga kampung kekurangan air bersih. Soalnya, kita pasok air cuma sampai pesisir saja. Kan tidak mungkin kita investasi sampai ke pulau-pulau berpenduduk itu,” pungkasnya. (*/rep)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul
Sumber
merdekacom