Pendidikan

Siap Sabet Muri, 212 WBP Rutan Sumenep Ikuti Khataman Al-Qur’an Nusantara Mengaji

warga binaan pemasyarakatan (WBP) Kelas IIB Sumenep, Madura, Jawa Timur saat mengikuti khataman Al-qur’an Nusantara Mengaji, Kamis (20/4/2017).
Foto : FaktualNews/Anjie

SUMENEP, FaktualNews.co – Sebanyak 212 warga binaan pemasyarakatan (WBP) Kelas IIB Sumenep, Madura, Jawa Timur bersama sekitar 50 Ribu WBP lainnya di seluruh Nusantara menggelar semaan (khotam Al-Qur’an) serentak, Kamis (20/4/2017).

Kegiatan Khataman Al-Qur’an dengan tema warga binaan pemasyarakatan mengaji ini disambut baik oleh seluruh warga binaan dan petugas di masing-masing daerah.

Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Sumenep, Ketut Akbar Herri Achjar menyampaikan, kegiatan Khotaman Al-Qur’an bersama petugas dan warga binaan kelas IIB Sumenep ini merupakan agenda nasional Kementerian Hukum dan HAM yang digelar serentak se Nusantara.

“Alhamdulillah, kegiatan hari ini berjalan lancar, kegiatan Hari bakti 2017 bertujuan untuk meningkatkan kerohanian dan sosial,” katanya.

Kegiatan yang digelar serentak tepat jam 09.05 Wib tadi akan dicatat pada Museum Rekor Indonesia (Muri) karena di ikuti kurang lebih 50 ribu lebih warga binaan dan tahanan.

“Ini masuk rekor Muri, karena ini kegiatan serentak sekitar 50 ribu warga binaan yang berpartisipasi. Untuk yang sumenep ada 212 warga binaan, 120 orang yang mengaji. yang lainnya menyimak dibagian belakang,” sambung Akbar.

Pada dasarnya, agenda khotaman Al-Qur’an ini sudah menjagi agenda khusus warga binaan Sumenep Sejek beberapa bulan terakhir.

“Sebenarnya, ini merupakan agenda rutin yang digelar sejak 4 bulan terakhir, sebelum ada intruksi ngaji bersama ini,” tandasnya.

Untuk diketahui, Semaan merupakan tradisi membaca dan mendengarkan pembacaan Al-Qur’an di kalangan masyarakat NU dan pesantren umumnya. Kata ‘semaan’ berasal dari bahasa Arab sami’a-yasma’u, yang artinya mendengar.

Kata tersebut diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi “simaan” atau “simak”, dan dalam bahasa Jawa disebut “semaan”.

Dalam penggunaanya, kata ini tidak diterapkan secara umum sesuai asal maknanya, tetapi digunakan secara khusus kepada suatu aktivitas tertentu para santri atau masyarakat umum yang membaca dan mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an. (jie/oza)