Warga Jakarta saat menemui Basuki Tjahaja Purnama (AHok) di Balai Kota, Kamis (21/4/2017) pagi. Foto : Istimewa
Warga Jakarta saat menemui Basuki Tjahaja Purnama (AHok) di Balai Kota, Kamis (21/4/2017) pagi.
Foto : Istimewa
JAKARTA, FaktualNews.co – Sinyal reshuffle menteri dalam jajaran Kabinet Kerja II sudah diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato di acara MUI Sabtu (22/4/2017) kemarin. Namun, apa alasan Jokowi melakukan reshuffle, masih belum jelas sampai saat ini.
“Apakah karena kekalahan Ahok di Pilkada Jakarta kemarin, dan untuk menyiapkan satu kursi untuk Ahok, siapa yang tahu. Tapi patut ditunggu,” kata Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio dikutip dari beritajatimcom, Minggu (23/4/2017) malam.
Sudah jadi rahasia publik jika Jokowi dan Ahok merupakan kolega dekat. Sebelum jadi presiden, Jokowi dan Ahok merupakan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta 2012 sampai 2014, saat pilpres berlangsung.
BACA JUGA :
Jika diteruskan prediksi kursi menteri untuk Ahok, maka Hendri menebak bahwa Ahok bakal menduduki posisi menteri yang berkaitan dengan pembangunan. Sebagaimana dia melakukannya selama memimpin Jakarta.
“Mungkin Menteri PDT (Pembangunan Desa Tertinggal), itu kayaknya pas untuk Ahok,” ungkapnya.
Namun, semua itu menurut Hendri, masih terlalu cepat. Mengingat Pilkada Jakarta belum resmi selesai. Saat ini, proses penghitungan oleh KPU DKI masih berlansung, meski kecil kemungkinan hasil hitung cepat berbagai lemabaga survei berbeda dengan hasil hitung KPU nantinya.
Sinyal reshuffle Kabinet Kerja jilid III semakin kuat setelah Jokowi sendiri yang menyinggung soal kemungkinan mengganti menterinya. Alasannya standar, Jokowi tidak mau jika menterinya tidak sanggup diberi target kerja. (*/rep)
