FaktualNews.co

Tak Tersentuh, Batik Majapahit Kembang Kempis

Ekonomi     Dibaca : 2014 kali Penulis:
Tak Tersentuh, Batik Majapahit Kembang Kempis
Sejumlah pengrajin batik tengah mengikuti pelatihan di Kantor Dinas Koperasi Kabupaten Mojokerto.FaktualNews/Arivi

Sejumlah pengrajin batik tengah mengikuti pelatihan di Kantor Dinas Koperasi Kabupaten Mojokerto.FaktualNews/Arivi

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Upaya meningkatkan kualitas batik khas Mojokerto, terus dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto, Jawa Timur. Terlebih hingga kini, kondisi pengrajin batik di Bumi Majapahit tengah kembang kempis.

Kondisi ini, membuat batik jumput yang juga merupakan salah satu ciri khas bati Mojokerto, tidak diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Salah satu pengrajin batik, Heni Yunina (53) mengatakan, selama ini batik jumput tidak diakui UNESCO.

“Sehingga kita kombinasi batik jumput dan batik tulis, ini untuk menyiasati harga agar lebih murah dan agar batik jumput masuk sebagai batik. Namun kendalanya, tenaga kerja belum siap,” ungkapnya, Rabu (26/4/2017).

BACA JUGA

[box type=”shadow” ]

[/box]

Menurut Heni, dibutuhkan pelatihan guna mengasah kemampuan para pengrajin batik untuk mengembangkan batik Majapahit. Sebab, para pengrajin batik ini mampu menghasilkan produk sehingga dapat bersaing dengan produk-produk daerah lain.

“Motifnya tentang majapahit, karena kita ingin meskipun peninggalan majapahit banyak yang hilang tapi tetap ada agar dikenal. Karena Mojokerto pernah ada kerajaan yang sangat besar dan menjadi khas Mojokerto. Pemasaran batik majapahit sudah sampai luar pulau, seperti Bali,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Mojokerto, Yoko Priyono mengatakan, pihaknya sengaja hari ini menggelar pelatihan bagi para pengrajin batik. Hal itu guna meningkatkan kualitas batik Mojokerto.

“Dan pembatik di Mojokerto mempunyai komunitas yang bisa mengenalkan batik Mojokerto kepada pangsa pasar lebih luas. Selama ini memang belum ada upaya meningkatkan sumber daya manusia pengrajin batik sendiri. Sehingga mulai hari ini kita lakukan itu,” terangnya.

Menurut Yoko, pasca pelatihan diharapkan komunitas lebih berkembang khususnya batik dengan tujuan mengupayakan menghidupkan usaha mikro. Sehingga batik majapahit bisa berkembang dengan kualitas tidak kalah dengan batik daerah lain. Seperti batik Solo yang mempunyai filosofi.

“Selama ini, sudah ada batik Mojokerto yakni surya majapahit sejak sembilan tahun lalu. Kita akan libatkan budayawan untuk mencari ciri khas majapahit sehingga motif batik Mojokerto lebih banyak lagi. Jika sudah ditemukan ciri khas baru dipadukan, harus menemukan rohnya dulu dan kita optimis bisa berkembang,” tandasnya.(ivi/san)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin