Video Kisah, Abdi Bangsa Jalan Kaki Seberangi 3 Sungai, Lewati Lumpur dan Sawah Demi Mengajar di SDN Pojokklitih 3 Jombang
JOMBANG, FaktualNews.co – Potret ‘Abdi Bangsa’ dalam menjalankan tugasnya yang penuh pengorbanan tercermin pada 5 guru SDN Pojokklitih 3 di Dusun Nampu, Desa Klitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Kelima guru tersebut yakni, Purwandi, Sucipto, Nurmalasari, Agus Subekti, dan Trisno.
Pagi buta, setiap pukul 05.00 guru SDN Pojoklitih 3 ini harus sudah bersiap untuk berangkat menuju tempat mengajarnya. Bagaimana tidak, perjalanan mereka harus melewati 4 kilometer berjalan kaki.
Meski mengendarai sepeda motor, mereka harus menitipkannya di rumah salah satu warga. Itu karena medan menuju sekolah tidak bisa dilalui kendaran.
Para pahlwan tanpa tanda jasa ini kemudian melewati jalanan setapak yang licin. Selanjutnya, mereka harus menyeberangi tiga sungai dengan arus yang cukup deras. Bagaiman tidak, sekarang masih musim penghujan.
Celana para guru ini harus dilipat hingga atas lutut. Sepatu maupun sandal dibuka karena tidak mungkin untuk dipakai. Sedangkan guru perempuan mengganti rok dengan celana.
Tak jarang, mereka tergerus arus sungai, terjatuh di jalan yang licin dan berlumpur. Para gurupun memilih berangkat bersama-sama supaya bisa saling menjaga keselamatan satu sama lainnya.
Perjalanan yang menegangkan berubah ketika kedatangan mereka disambut salam dan senyum ceria 17 siswanya.
Salah seorang guru, Sucipto mengaku sudah hampir empat belas tahun mengabdikan diri demi memberikan pendidikan terhadap anak anak di dusun terpencil tersebut. “Saya mengajar disini mulai tahun 2004 sampai sekarang. Statusnya masih tetap honorer. namanya panggilan, istilahnya sangat dibutuhkan tenaga saya untuk mengajar disini. Mau gimana lagi namanya dibutuhkan, ya tetap semangat,” ujarnya kepada FaktualNews.co.
Sementara itu, Purwandi, Kepala Sekolah SDN Pojok kitih 3, mengatakan, sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan tugas sebagai seorang tenaga pendidik, meskipun harus ditempatkan dimana saja. “Untuk motivasi kepada teman-teman hanya satu, mari melaksanakan tugas dengan baik. Selain itu, kasihan siswa, kalau bukan kita
siapa lagi,” ucapnya.
Kondisi hampir serupa juga dialami siswa, untuk bisa bersekolah, mereka harus berjibaku menyebrangi sungai dengan kondisi arus yang cukup deras. Tak pelak, orang tua mereka juga harus mengantar dan menjemputnya.
“Tiap hari harus lewat sungai, kalau hujan deras tidak sekolah, biasanya libur. Airnya tinggi di sungai,” kata Sahrul, salah satu siswa.
Berikut ini videonya:
(on/oza/tim)
[box type=”shadow” ]
BACA JUGA :
[/box]