Pemilihan Presiden Prancis, Macron Menang Uni Eropa Bisa Bernafas Lega
PARIS, FaktualNews.co – Kemenangan tokoh berhaluan tengah Emmanuel Macron sebagai Presiden Prancis penerus Francois Hollande berdasarkan hasil pemilihan umum Minggu (6/5/2017), membuat masyarakat Uni Eropa (UE) bisa bernafas lega atas visi integrasi Eropa, dibanding Marine Le Pen, saingannya seorang ultra nasionalis anti-EU.
Kemenangan Macron tersebut juga membuat sejumlah negara Eropa lain bernafas lega karena sempat khawatir atas kembangkitan kelompok populis gaya Le Pen, sebagaimana terjadi di Inggris saat keluar dari Uni Eropa (British Exit/Brexit), dan juga terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
(BACA : Gus Sholah: Kalau di Amerika, Menteri Susi Bisa Kalahkan Trump)
Mata uang euro juga mengalami kenaikan paling signifikan selama enam bulan terakhir dibanding dengan dolar AS, setelah Macron mengalahkan Le Pen.
Macron memperoleh 66 persen suara, sementara Le Pen hanya mendapatkan kurang dari 34 persen.
Meski Macron menang telak, perolehan Le Pen, yang maju dari jalur partai National Front, merupakan rekor tertinggi bagi partai yang memperjuangkan kebijakan anti-imigran di Paris. Perolehan tersebut juga menjadi tugas berat bagi Macron untuk melakukan rekonsiliasi nasional.
“Saya memahami perpecahan di negara ini, yang membuat sebagian orang memilih untuk berada di pihak ekstrem. Saya menghormati mereka,” kata Macron dalam pidato penyataan kemenangannya seperti diberitakan Antara.
(BACA : Paus Fransiskus Kritik AS Terkait “Ibu” Sebagai Nama Bom)
Ia menambahkan, “Saya memahami kemarahan, kekhawatiran, dan keraguan yang telah mereka nyatakan. Adalah tanggung jawab saya untuk mendengarkan aspirasi mereka. Saya akan bekerja untuk menciptakan kembali hubungan antara Eropa dan warganya.”
Tantangan terdekat Macron adalah memenangani pemilihan umum legislatif pada Juni 2017 bagi koalisi partai pendukungnya.
Presiden Prancis, yang akan segera turun, Francois Hollade mengatakan bahwa hasil tersebut “menunjukkan bahawa mayoritas warga masih ingin bersatu dalam nilai-nilai Republik dan Uni Eropa.”
Presiden Komisi Eropa, Francois Hallande, mengatakan kepada Macron,”Saya sangat senang dengan gagasan Anda untuk kemajuan Eropa, yang melindungi warga, yang akan dibawa dalam masa kepresidenan Anda.”
Macron juga telah menghubungi Kanselir Jerman Angle Merkel, dan berharap bisa membangkitkan kembali poros Prancis-Jerman dalam jantung UE.
Sementara itu, Trump juga menyampaikan selamat kepada Macron atas kemenangannya.
Presiden China Xi Jinping juga memberikan selamat ke Macron dan bersedia mendorong kerja sama dua negara dalam level yang lebih tinggi.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga menyampaikan selamat ke Macron.
Macron akan menjadi pemimpin Prancis termuda sejak Napoleon. Pemuda berusia 39 tahun, yang juga mantan bankir investasi itu, pernah menjabat sebagai menteri ekonomi di dalam Pemerintahan Hollande.
Le Pen, 48, menyampaikan selamat kepada Macron. Namun, dia berhasil menaikkan perolehan suara sebanyak hampir dua kali lipat yang pernah diperoleh ayahnya, Jean-Marie Le Pen, yang pernah maju sebagai kandidat presiden pada 2002.
Kampanye anti-globalisasi Le Pen berhasil menarik banyak suara dari kelompok menengah ke bawah di tengah tingginya angka pengangguran, ketegangan sosial, dan ketidakstabilan keamanan di Prancis. (*)