TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Korban pemerkosaan berinisial F (11) yang diduga dilakukan oleh pengasuhnya di sebuah pondok pesantren, saat ini masih menjalani perawatan di RSUD dr Iskak Tulungagung, Jawa Timur.
Kepala Desa Betak, Kecamatan Kalidawir, Catur Subagyo mengungkapkan, Minggu (7/5/2017) F pulang. Namun hingga hari Senin (8/5/2017) F mengurung diri di rumah dan enggan bermain dengan teman sebayanya.
Keesokan harinya, Selasa (9/5/2017) F mengeluh sakit tidak bisa buang air kecil. Bocah nahas ini mengaku sakit pada kemaluan serta punggungnya.
(BACA : Video : Menanti Keadilan, Korban Pemerkosaan Plandaan Harap 6 Pelaku Ditangkap)
“Jadi dia tidak bisa tidur telentang. Kalau tidur harus miring, karena kalau telentang rasanya sakit,” tutur Catur dikutip dari tribunjatim.com
F kemudian dibawa ke Puskesmas Kalidawir. Namun saat memeriksa alat vital F, petugas medis di Puskesmas Kalidawir langsung merujuk F ke RSUD dr Iskak Tulungagung.
Sesampai di rumah sakit milik Pemkab Tulungagung ini, lagi-lagi petugas medis kaget melihat kondisi kemaluan F.
“Petugas medis langsung menyarankan pihak keluarga untuk melapor ke Polres. Karena diduga F telah menjadi korban pemerkosaan,” sambung Catur.
Dugaan ini diperkuat dari hasil observasi tim dokter. Dalam laporannya, ditemukan cairan sperma di dalam kemaluan F.
(BACA : Oknum Polisi Dilaporkan Melakukan Pemerkosaan Terhadap Remaja saat Razia Narkoba)
“Setelah kami mendapat pemberitahuan itu, langsung ibu korban melapor ke Polres. Tapi laporannya memang agak terhambat, karena F tertekan dan belum bisa bercerita,” ujarnya.
Sabtu (13/5/2017) sore hingga menjelang malam, polisi meminta keterangan S, ibu F.
“Kalau petugas medis bilang, F ini sudah sering dicabuli. Karena kerusakan kemaluannya sudah parah,” tandas Catur.
Korban pemerkosaan diduga pengasuhnya
Namun saat ditanya siapa pemerkosa dirinya, P mengaku menyebut tiga nama. Dua di antaranya adalah perempuan berisisial L dan C.
Keduanya kerap menyakiti F, namun F tidak menjelaskan detail peran keduanya. Sedangkan satu nama lainnya adalah laki-laki berinisial U.
“Tolong dijawab dengan keras nduk, jadi yang melakukan itu ke sampayen adalah Pak U ya?” tanya Kepala Desa Betak, Kecamatan Kalidawir, Catur Subagyo dikutip dari tribunjatim.com, Sabtu (13/5/2017) malam.
(BACA : Penanganan Kasus Lamban, LPSK Akan Dampingi Korban Pemerkosaan Wonosalam)
Mendengar pertanyaan tersebut, F malah menangis. Siswa kekas IV ini terisak-isak menimbulkan rasa iba.
Saat ditanya sekali lagi, F menjawab singkat, “he eh.”
Atas kejadian yang menimpa F, Catur mendampingi S, ibu F untuk melapor ke Polres Tulungagung. Saat ini kasusnya tengah di tangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA).
F diketahui tinggal di dalam sebuah pondok pesantren di Kecamatan Ngunut sejak masih taman kanak-kanak. Selama ini F pulang hanya saat libur sekolah. (*/rep)