JAKARTA, FaktualNews.co – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada minggu kedua Mei 2017 mengalami depresiasi sekitar 47,79 poin atau 0,36 persen dibandingkan posisi periode yang sama pada bulan sebelumnya. Rupiah pada minggu kedua, berada di posisi Rp13.319 per dolar AS.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, loyonya mata uang rupiah terhadap dolar telah terjadi sejak minggu pertama Mei 2017. Pada minggu pertama, rupiah melemah 11,30 poin, atau 0,09 persen dibandingkan posisi pada periode yang sama bulan sebelumnya. Rupiah, berada di posisi Rp13.283 per dolar AS.
(BACA : Neraca Perdagangan Indonesia, April 2017 Surplus 1,24 Miliar)
“Depresiasinya rupiah karena banyak hal. Terutama dari kondisi di AS sendiri, yang pada minggu kedua ada kenaikan data produsen yang melonjak,” kata Kepala BPS, Suhariyanto, dikutip dari VIVA.co.id di Jakarta, Senin (15/5/2017).
Selain melemah terhadap dolar AS, rupiah juga mengalami depresiasi terhadap mata uang Euro. Pada minggu kedua, mata uang Garuda melemah 65,19 poin, atau 0,45 persen dibandingkan periode yang sama pada bulan sebelumnya. Kondisi ini memang dipengaruhi adanya dampak pemilu di kawasan Eropa.
Kendati demikian, rupiah berhasil menguat terhadap dolar Australia sebesar 1.744,63 poin, atau 1,75 persen dibandingkan periode yang sama pada bulan sebelumnya. Bahkan, rupiah juga berhasil menguat terhadap Yen Jepang, sebesar 2,55 poin, atau 2,13 persen dibandingkan periode yang sama.
(BACA : Rupiah Melemah ke Level Rp 13.363)
Sebagai informasi, pada minggu keempat bulan lalu, rupiah mengalami apresiasi sebesar 46,08 poin, atau 0,27 persen terhadap dolar AS. Pada akhir April, rupiah berada di posisi Rp13.271 per dolar AS.
Berdasarkan data Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia, hari ini rupiah diperdagangan antar bank dibanderol Rp13.319 per dolar AS. Menguat dari perdagangan akhir pekan lalu yang dibanderol Rp13.340 per dolar AS. (*/rep)