JOMBANG, FaktualNews.co – Gerakan Pemuda (GP) Ansor mendeklarasikan humanitarian Islam (Islam untuk Kemanusiaan) hasil Halaqah Internasional di GOR Hasbullah Said Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur, Senin (22/5/2017).
Munculnya deklarasi ini tidak lain merupakan hasil dari kegiatan halaqah yang membahas berbagai isu dan persoalan. Isu-isu tersebut diantaranya praktik normative yang mengatur tentang hubungan antara muslim dengan non-muslim. Kemudian hubungan antara dunia islam dengan non-muslim, termasuk konflik dan norma-normanya.
Selain itu, isu lainnya yang diperbincangkan dalam forum itu adalah eksistensi Negara-bangsa atau tidak absahnya sebagai sistem politik yang mengatur kehidupan umat islam. Serta konstitusi Negara yang dihasilkan dari proses-proses politik modern dan hubungannya dengan syariah.
(BACA : Dibuka Gus Mus, Hasil Halaqah Internasional Ansor akan Disosialisasikan ke Berbagai Negara)
“Jika umat Islam tidak membicarakan isu-isu ini, siapapun, kapanpun, bisa memanfaatkan ortodoksi islam untuk menolak apa yang mereka klaim sebagai hukum dan otoritas Negara kafir menjadi tidak sah, dan membantai warga negaranya. Tidak peduli apakah mereka hidup di Negara islam atau barat,” kata Wakil Ketua Bidang Keagamaan PP GP Ansor, Muhammad Lutfi Thomafi.
Disamping itu, lanjut Gus Lutfi, perpecahan sipil, aksi terorisme, pemperontakan dan peperangan yang semua dilakukan atas nama umat islam akan terus menimpa kaum muslim. Serta mengancam umat islam secara luas hingga isu-isu ini dipecahkan dan diakui secara bersama-sama. “Jelasnya, dunia sedang membutuhkan ortodoksi islam alternatif, yang dapat diterim dan diikuti mayoritas umat islam,” lanjutnya.
Untuk memastikan alternati itu tidak hanya muncul, tapi juga menjadi ortodoksi dominan, GP Ansor telah mengadopsi “Deklarasi tentang Islam untuk Kemanusiaan (Humanitarian Islam)”. Yang meringkas pandangan Ansor tentang masalah tersebut dan menyediakan “Peta Jalan Strategis”. Peta ini menguraikan elemen-elemen esensial jangka panjang dan terkordinasi.
Elemen-elemen kunci strategi ini meliputi identifikasi dan penangkalan ancaman, resolusi konflik, wacana teologis baru rekontekstualisasi ajaran islam untuk era modern, mengembangkan dan mengadopsi kurikulum pendidikan di seluruh dunia islam, serta gerakan akar rumput untuk membangun konsensus sosial dan kemauan politik untuk menyelesaikan konflik.
(BACA : Ketua Satkornas Banser: Jangan Atasnamakan HAM Untuk Lindungi Pesta Seks Gay)
“Gerakan Pemuda Ansor akan menerbitkan “Peta Jalan Strategis” ini. Tujuan kami adalam mengemangkan sebuah jaringan internasional yang membawa pada munculnya gerakan global yang akan dipersembahkan pada kemakmuran umat manusia secara keseluruhan—dan untuk membina peradaban global yang sesungguhnya—yang diilhami oleh Humanitarian Islam, dalam hal ini Islam rahmatan li al-‘alamin, yang menjadi berkah bagi seluruh makhluk,” pungkas Gus Lutfi.
Sebelumnya, kegiatan ini diisi dengan tiga kali sesi dialog di dalam forum. Adapun pembicaranya diantaranya KH Yahya Cholil Staquf, Katib Am PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), Kabir Helminski (Amerika), dan Yazid Bustomi (PP GP Ansor). Kemudian Syeikh Kabir Helminski (Kentucky USA).
Kemudian C Holland Taylor (Bayt Ar Rahmah, USA), Ash Shisty (India), James Dorney (Amerika Serikat), Zulkifli Hasan (Ketua MPR RI, dan Muhaimin Iskandar (Ketum DPP PKB).
Adapun peserta kegiatan terdiri dari pengurus Ansor dari berbagai utusan kabupaten/kota seluruh Indonesia, akademisi, kiai muda, dan pengurus NU. (oza/rep)