FaktualNews.co

Mengapa Bawang Putih Kurang Diminati Masyarakat, Ini Jawabannya

Ekonomi     Dibaca : 1474 kali Penulis:
Mengapa Bawang Putih Kurang Diminati Masyarakat, Ini Jawabannya
Perum Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan membuka stand penjualan sembako dan bumbu di Pasar Tanjung, Kota Mojokerto, Rabu, (24/5/2017). FaktualNews.co/Khilmi/
Operasi Pasar-2

Perum Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan membuka stand penjualan sembako dan bumbu di Pasar Tanjung, Kota Mojokerto, Rabu, (24/5/2017). FaktualNews.co/Khilmi/

 

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Menjelang bulan Suci Ramadan, harga kebutuhan pokok di Mojokerto belum nampak ada lonjakan yang signifikan. Dari sejumlah komoditi kebutuhan pangan ini, bawang putih adalah yang paling tidak diminati masyarakat.

Pasalnya, selain harganya yang masih mahal sekitar Rp 48 ribu per kilogram, juga kebutuhan bawang putih tidak terlalu banyak dibandingkan dengan lainnya.

Kurang diminatinya bawang putih ini juga terlihat saat Perum Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan membuka stand penjualan sembako dan bumbu di Pasar Tanjung, Kota Mojokerto, Rabu, (24/5/2017).

(BACA : Kenaikan Harga Bawang Putih Tidak Biasa, KPPU Pelototi Importir)

Adapun yang banyak diminati masyarakat, yakni gula putih, minyak goreng, dan beras. Itu disebabkan harga yang ditawarkan Perum Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan lebih murah dari harga pasaran.

“Bawang putih di pasaran harganya memang mahal tapi habisnya lambat. Mungkin karena kebutuhannya tidak banyak daripada komoditi lainnya, sehingga tidak banyak warga yang beli,” jelas Kepala Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan, Arsyad kepada FaktualNews.co, Rabu (24/5/2017).

Menurutnya, bawang putih yang ada di Bulog dijual dengan harga Rp 38 ribu perkilogram, selisih sekitar sepuluh ribu dibanding harga dipasaran. Tak hanya bawang putih, kebutuhan pokok lainya juga disediakan. Seperti beras, gula, minyak goreng, bawang merah, telur dan tepung terigu.

“Stok sudah kami pastikan ada, dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Di Kota Mojokerto, ada dua titik OP yakni pasar Tanjunga Anyar, dan pasar Prajurit Kulon. Ini untuk mengantisipasi lonjakan harga yang biasa terjadi menjelang bulan ramadan dan lebaran nanti,” kata Arsyad.

(BACA : Antisipasi Lonjakan Harga, Bulog Mulai Gelar Operasi Pasar di Mojokerto)

Luluk (40), salah satu pembeli mengatakan, ia memilih membeli gula dan minyak goreng, karena harganya lebih murah dibanding di pasar. Tapi juga membeli bawang putih, ada titipan dari saudaranya,” katanya di stand Operasi Pasar (OP).

Dalam gerakan stabilisasi harga pangan di Pasar Tanjung Anyar, Kota Mojokerto, disiapkan sebanyak 250 kg beras dengan harga Rp 8 ribu per kilogram, 50 dos minyak isi 12 botol satu liter dengan harga Rp 11 ribu per liter, 2 kwintal telur dengan harga Rp 19.500 per kilogram, 1 kwintal gula dengan harga Rp 11.900 per kilogram, 1 kwintal bawang merah dengan harga Rp 21 ribu per kilogram dan 1 kwintal bawang putih dengan harga Rp 38 ribu per kilogram.

Semua komoditi yang telah disiapkan itu dipastikan akan dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga di toko dan di pasar tradisional. (khil/rep)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul