FaktualNews.co

Terkait Dugaan Pemalsuaan Sertifikat Tanah, Kades Banjardowo Pilih Pasif

Kriminal     Dibaca : 2021 kali Penulis:
Terkait Dugaan Pemalsuaan Sertifikat Tanah, Kades Banjardowo Pilih Pasif
Foto : Ilustrasi

Foto : Ilustrasi

JOMBANG, FaktualNews.co – Dugaan pemalsuan sertifikat tanah antara Muhammad Zainuri dan Haji Muhammad Faishol ditanggapi dingin oleh perangkat Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang. Hal ini terlihat dari sikap Kepala Desa, Muhammad Irwanto yang enggan memeberikan statmen perihal kasus itu.

Kades memilih pergi dan mengalihkan FaktualNews.co kepada salah satu perangkat desa bernama Saji (45) yang menurut pengakuannya menjabat sebagai Kepala Dusun Sumberwinong, Desa Banjardowo.

“Sampean temuin pak Saji ya mas, saya ada tamu dan mau keluar dulu. Nanti wawancaranya diruang pak Saji saja,” ungkapnya, Jumat (26/5/2017) sambil berlalu.

BACA JUGA

[divider]

Sementara itu, Saji menjelaskan jika konflik pertanahan ini bermula pada tahun 1970, dimana orang tua Zainuri bernama Kholil meminjam uang kepada kakaknya Hasyim yang merupakan ayah dari Faishol sekitar Rp 4 juta dengan jaminan petok D tanah milik Kholil.

Kemudian, pasca wafatnya kedua belah pihak maka mulai timbul masalah. Dimana kedua belah pihak merasa berhak memiliki atas tersebut untuk dimanfaatkan dan dijual kepada orang lain.

“Permasalahan ini sudah lama mas, sekitar 1970-an sejak pak Khololil dan pak Hasyim masih hidup,” papar Kholil kepada FaktualNews.co, Sabtu (27/5/17).

Ia menambahkan, perangkat Desa Banjardowo dalam masalah ini berada diluar konflik dan tidak ikut campur dalam masalah ini karena dianggap sebagai masalah keluarga.

Pihak Desa Banjardowo sudah pernah memfasilitasi pertemuan kedua belah pihak tetapi tetap tidak menemukan jalan keluar dikarenakan masing-masing pihak ngotot dengan argumentasai sendiri.
“Kedua belah pihak sudah pernah kita undang kesini, semuanya datang akan tetapi masih buntu,” tambahnya.
Saji juga menjelaskan, Faishol merupakan kunci pengurai dalam masalah ini. Dikarenakan dia mengaku memiliki kelengkapan surat-surat terkait kasus ini. Akan tetapi Faishol sangat susah dihubungi bila diminta keterang dan memilih pasif.

“Faishol pernah bilang pihak desa tidak usah ikut campur masalah ini, kalau ada yang tanya masalah ini maka disuruh kerumahnya langsung,” pungkasnya.

Saat berita ini diturunkan, Faishol belum bisa dihubungi dan saat mencoba ditemui dikediamannya, yang bersangkutan tidak berada di tempat.(mjb1/ivi)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin