Gelar Operasi Pekat, Polrestabes dan Satpol PP Surabaya Jaring 4 Pasangan Mesum
SURABAYA, FaktualNews.co – Jajaran Polrestabes Surabaya dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) bersama dengan Satpol PP Kota Surabaya menggelar operasi penyakit masyarakat (pekat), Senin (29/5/2017) malam.
Dari hasil operasi pekat tersebut, petugas berhasil menjaring 4 pasangan mesum. Salah satu diantaranya yang terjaring adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diduga terlibat dalam aksi perselingkuhan.
Lokasi yang disasar petugas adalah tempat kos harian di Jalan Gunungsari nomer 21 dan Homestay D’beauty Cemerlang Jalan Bibis Surabaya. Dari lokasi ini, petugas mendapatkan 4 pasangan mesum yang salah satu diantaranya adalah pasangan selingkuh.
Terkuaknya aksi perselingkuhan tersebut bermula saat petugas melakukan pemeriksaan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Salah satu pasangan diketahui sudah sama-sama berstatus menikah.
Untuk wanita berinisial RBDH (30) warga Ketintang Surabaya yang merupakan PNS (pegawai negeri sipil) diketahui statusnya menikah. Sebaliknya, pasangan laki-lakinya berinisial RA (46) warga Karanggayam, juga dengan status menikah.
Selain pasangan mesum, petugas juga mendapatkan satu pasangan mesum masih di bawah umur. Dari proses interogasi petugas, diketahui jika anak dibawah umur yang berada di penginapan terjadi karena diminta untuk melayani pria hidung belang.
“Selain ada pasangan mesum, rumah kos tidak punya izin Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP). Yang dimiliki hanya izin IMB,” kata AKBP Shinto Silitonga, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, Selasa (30/5/2017).
Dipaparkan, operasi pekat digelar oleh Polri dan Satpol PP Kota Surabaya untuk menjaga ketertiban umum dan kenyamanan masyarakat. Sekaligus menjawab keresahanmasyarakat terhadap keberadaan kos harian jalan Gunungsari dan di jalan Bibis Karah menyediakan tempat untuk mempermudah hubungan badan (mesum).
Melihat masih ada temuan, maka kegiatan operasi akan terus dilakukan guna menjaga keamanan Kamtibmas di bulan Ramadan. “Jadi kami harapkan bagi masyarakat surabaya, untuk bisa menghormati bulan suci ramadan ini dengan tidak berbuat asusila atau mesum,” papar Shinto. (Bar/MSi)