JAKARTA, FaktualNews.co – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat tipis sebesar lima poin menjadi Rp13.305, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.310 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa mata uang rupiah menguat namun cenderung terbatas di tengah masih minimnya sentimen positif yang beredar baik dari dalam negeri maupun eksternal.
“Masih minimnya sentimen positif dari dalam negeri membuat laju rupiah berkurang daya dorongnya,” katanya.
Ia menambahkan bahwa terbatasnya laju rupiah juga dikarenakan masih adanya respon positif pasar terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS yang di atas perkiraan pasar.
Selain itu, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang bergerak melemah juga turut menjadi faktor yang menahan laju rupiah. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 0,10 persen menjadi 49,75 per barel, dan Brent Crude turun 0,23 persen menjadi 52,06 per barel.
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa perhatian pelaku pasar juga kembali tertuju pada tensi geopolitik di semenanjung Korea. Dikabarkan, Korea Utara kembali melakukan uji coba misil balistik. “Dampak yang terjadi pada geopolitik itu memicu pemintaan aset-aset safe haven kembali meningkat,” katanya.
Ia mengharapkan bahwa pasar surat utang negara yang masih diminati oleh investor asing dapat membuat likuiditas dolar AS terjaga sehingga fluktuasi rupiah stabil.