Wow, Salat Tarawih 20 Rakaat di Blitar Hanya 15 Menit (Video)
BLITAR, FaktualNews.co – Ibadah salat tarawih meski hukumnya tidak wajib, namun ibadah ini menjadi istimewa bagi umat muslim.
Nah, pernahkan anda mengikuti salat tarawih dimana imam memimpin salat dengan cepat? Mungkin, tak ada yang secepat salat tarawih yang satu ini.
Video yang diunggah di YouTube ini, menunjukkan betapa cepatnya pelaksanaan sebuah salat tarawih.
Dalam video ini, pengunggah video menyebut rekaman salat Tarawih ini ada di Pesantren Mambaul Hikam Mantenan, Udanawu, Blitar.
Dalam artikel yang diunggah 22 Juni 2015, situs dari Naudlatul Ulama (NU), yakni nu.or.id, menyebut, tarawih di Ponpes Mambaul Hikam, Blitar ini, yang sebanyak 20 rakaat plus salat sunah witir 3 rekaat ini, dikerjakan hanya dalam waktu 15 menit!
BACA : Ditinggal Menjadi Imam Tarawih Pertama di Majid, Rumah Dibobol Maling
Bila melihat video di atas, dan menghitung pelaksanaan satu rakaat, maka pelaksanaan salat satu rakaat hanya makan waktu 20 detik saja.
Dalam website NU ini juga disebutkan, jamaah salat tarawih cepat ini pun sangat banyak. Tak kurang dari 5000 orang, baik tua maupun muda setiap malamnya.
Dari jumlah itu hampir 75 persennya adalah muda dan mudi. Mereka datang dari wilayah Kediri,Blitar, dan Tulungagung.
Mengutip artikel nu.or.id, pelaksanaan salat tarawih secara kilat itu sudah berlangsung secara turun-temurun dari generasi ke generasi, yakni mulai pesantren tersebut didirikan oleh KH Abdul Ghofur sekitar 160 tahun lalu.
“Saya ini hanya mengikuti apa yang sudah dilakukan oleh para sesepuh. Kami tidak berani mengubahnya,” kata KH Diyauddin Az-Zamzami, salah seorang pengasuh pesantren Mambaul Hikam kepada NU Online.
Menurut Gus Diya yang juga anggota Jamiyah Ahlith thoriqoh Al-Mutabaroh Annahdliyah ( Jatman) itu, salat secepat itu bisa dilakukan karena sang imam tarawih hanya mengerjakan doa yang wajib-wajib misalnya niat, takbirotul ihram, baca Al Fatihah plus ayat pendek Alquran hingga salam.
Doa ruku, kita singkat cukup Subhanallah. Lainnya hanya Allah-Allah saja. Tahiyat akhir juga hanya sampai bacaan shalawat untuk nabi Muhammad kemudian salam, tandas Gus Diya yang juga salah seorang Mursyid Thoriqoh Naqshobandiyah Kholidiyah.
Dalam artikel yang sama, Wakil Sekretaris PP LDNU H Syaifullah Amin mengatakan, di sini terjadi perbedaan keberkahan waktu. Artinya cepat atau lambat tidak mengurangi kekhusyuan orang yang ibadah.
“Sebagian orang memang diberikan kelebihan oleh Allah dalam melipat waktu,” kata H Amin.
https://youtu.be/1k2IZ1NkEGk