FaktualNews.co

Mondok di Pesantren Lansia, Nenek Sofiyah Mampu 2 Kali Khatam Al Quran Dalam Seminggu

Religi     Dibaca : 3071 kali Penulis:
Mondok di Pesantren Lansia, Nenek Sofiyah Mampu 2 Kali Khatam Al Quran  Dalam Seminggu
Nenek Sofiyah santri Pesantren Lansia di PP Darul Ulum Rejoso Jombang. (FaktualNews.co/NU Online)

Nenek Sofiyah santri Pesantren Lansia di PP Darul Ulum Rejoso Jombang. (FaktualNews.co/NU Online)

JOMBANG, FaktualNews.co – Usia memang tak lagi muda. Namun, dengan usia kepala enam, Nenek Sofiyah (67), ternyata mampu mengkhatamkan Al quran hingga dua kali dalam sepekan pada Ramadan tahun ini.

Hari ke dua puasa Ramadlan, Sofiyah (67)  nenek asal Desa Sumberkarang, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto ini baru menapakkan kakinya di Pesantren Darul Ulum Rejoso Jombang. Kedatanggannya di Pesantren KH Romly Tamim ini untuk nyantri selama bulan puasa.

Di Pesantren Rejoso ini, tradisi nyantri atau mondok selama bulan puasa bagi kaum lanjut usia (Lansia) memang sudah berlangsung puluhan tahun. Bahkan sudah menjadi tradisi turun temurun.  Karena rata-rata yang nyantri adalah mereka pengikut Tarikat  Qodiriyah wan Naqsabandiyah.

Berita Lainnya : Sedekah di Bulan Ramadan, Raih Beberapa Hikmah Luar Biasa

“Alhamdulillah, kalau berada di pesantren ini, saya lebih bisa tekun ibadah,  terutama saat bulan puasa ramadlan seperti sekarang,” tutur Sofiyah saat ditemui diserambi masjid Induk pesantren yang berdiri sejak 1885 tersebut.

Selama seminggu berada di pesantren, nenek Sofiyah yang telah memiliki enam cucu ini mengaku telah menyelesaikan membaca Al Qur’an dua kali khatam.

“Saya sudah tiga kali puasa nyantri di sini. Puasa tahun lalu, Alhamdulillah bisa mengkhatamkan Al Qur’an sebanyak lima kali. Sudah begitu, ibadah pendukung lainnya juga lebih fokus. Seperti zikir salat malam, hingga mengaji kitab,”imbuhnya wanita dengan lima anak ini menambahkan.

Bersama nenek Sofiyah ada sebanyak 160 lansia yang mengikuti pesantren selama bulan puasa Ramadlan di Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang. Mereka biasanya diantar oleh anak atau keluarganya untuk mondok.  Ketika puasa hendak berakhir, para santri lansia ini akan dijemput oleh keluarganya.

Bagaimana dengan kebutuhan sehari hari ? karena sudah menjadi budaya di pesantren, untuk kebutuhan makan minum banyak warung yang menyajika makanan di sekitar pesantren.

Pengasuh Pesantren Darul Ulum, KH Cholil Dahlan, mengatakan  tradisi nyantri atau mondok selama bulan puasa bagi kaum Lanjut Usia (Lansia) di pesantren Darul Ulum sudah berlangsung puluhan tahun. Bahkan sudah menjadi tradisi turun temurun. “Sudah sejak zaman kakek saya dulu. Karena memang kebanyakan dari mereka adalah jamaah Tarekat Qodiriyah Wan Naqsabandiyah yang berpusat di PPDU,” ujar Kiai Cholil.

Pada Ramadlan kali ini terdapat 160 orang yang datang dari berbagai daerah. Jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan Ramadan tahun sebelumnya. Karena banyaknya para lansia, mereka di tempatkan di dua lokasi. “Pertama di masjid utama, kemudian kedua berada di asrama putri PPDU. Seluruh lansia itu selalu mengikuti kegiatan pengajian yang digelar di masjid induk,”jelasnya.

Selama berada di pesantren, ratusan lansia itu mendapatkan berbagai macam materi pelajaran. Mulai dari ibadah murni seperti salat, zakat, dan puasa, hingga menjalankan ibadah tambahan seperti zikir, kajian kitab, serta matri tentang akhlak.

“Pada pagi hari para lansia mengaji selama dua jam setelah salat duha. Kemudian mengaji lagi secara jamaah setelah azar selama satu jam. Kedatangan para lansia ini ingin melakukan ribat atau ibadah selama 24 sehari selama bulan puasa,” ujar Kiai Cholil sembari mengatakan bahwa para lansia itu tidak ditarik biaya selama berada di pesantren.

Muslim Abdurahman/NU Online

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i
Sumber
NU Online