FaktualNews.co

Batik Khas Trenggalek, Bertahan dari Pewarna Alam Serpihan Kayu

Ekonomi     Dibaca : 2697 kali Penulis:
Batik Khas Trenggalek, Bertahan dari Pewarna Alam Serpihan Kayu
Abdul Muid, membuat pewarna alam batik dari serpihan kayu di Desa Bendoagung, Kecamatan Kampak, Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu (10/6/2017). FaktualNews.co/Jaohar Satya Wibawa/

TRENGGALEK, FaktualNews.co – Para perajin batik khas Trenggalek terus mendorong kreatifitas untuk menarik para konsumen, salah satunya dengan memanfaatkan pewarna alam.

Ya, agar batik terlihat dan terkesan estetis, para pengrajin lebih memilih menggunakan pewarna alami. Hal ini seperti yang dilakukan salah satu perajin batik, Abdul Muid, asal Desa Bendoagung, Kecamatan Kampak, menggunakan pewarna batik dari serpihan kayu.

“Perajin batik di Trenggalek memiliki cara tersendiri untuk untuk tetap eksis di tengah gempuran produk-produk batik import maupun produk dari industri berskala besar,” ujarnya kepada FaktualNews.co, Sabtu (10/6/2017).

Menurutnya, pewarna dari serpihan kayu selain mudah untuk didapatkan di lingkungan sekitar, juga hasilnya cukup memuaskan serta banyak diminati konsumen. “Ini yang menjadi daya tawar tersendiri bagi batik khas Trenggalek yang tidak ada pada batik lainnya,” tutur Muid.

Warna batik akan terlihat khas alam dan pewarnanya diambil dari pohon yang telah dikeringkan. Seperti serpihan dari kulit kayu secang yang digunakan untuk warna merah dan kayu mangga muda untuk warna hijau. Sedangkan untuk warna biru setelah di ekstrak, menggunakan kayu tarum yang biasa tumbuh diperbukitan.

“Dalam pembuatan batik yang memiliki harga jual tinggi tentunya tidak hanya asal warna saja. Kita harus perhitungkan, selain motif juga ornamennya pun tidak kalah penting. Jadi konsumen benar-benar tertarik corak dan kualitas batiknya,” kata Muid.

Ia mengaku, usahanya sempat mengalami kesulitan pada saat awal merintis batik dengan warna alami. Proses pembuatan serta bahan pencapurannya harus dilakukan secara bertahap agar menghasilkan warna yang diinginkan, namun menyakini bahwa bahan pewarna alam ramah lingkungan.

“Batik warna alam khas Trenggalek ini berkisar mulai Rp 500 ribu sampai Rp 4 juta per potongnya. Mahalnya harga batik ini kan tergantung tingkat kesulitannya,” pungkas Muid.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul