FaktualNews.co

Bupati Busyro: Kemajuan Sumenep Tak Bisa Digantungkan Pada Hasil Migas

Ekonomi     Dibaca : 1361 kali Penulis:
Bupati Busyro: Kemajuan Sumenep Tak Bisa Digantungkan Pada Hasil Migas
Bupati Sumenep, A Busyro Karim (kiri) menerima cindera mata saat membuka dialog publik dengan tema 'peran dan tantangan perusahaan migas untuk mewujudkan madura berkemajuan' di Sumenep, Madura, Jawa Timur, Sabtu (17/6/2017). FaktualNews.co/Supanjie/

SUMENEP, FaktualNews.co Bertempat di salah satu hotel di jalan Trunojoyo Sumenep, Front Pemuda Madura (FPM) menggelar dialog publik dengan menggandeng Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK migas), Sabtu (17/6/2017).

Agenda dengan tema ‘peran dan tantangan perusahaan migas untuk mewujudkan madura berkemajuan’ dibuka langsung oleh Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, A Busyro Karim.

Dalam sambutannya, orang nomor satu dilingkungan Pemkab Sumenep ini meminta masyarakat agar mengubah pola pikir, sehingga tidak menggantungkan pada hasil minyak dan gas bumi (migas) untuk memajukan Sumenep.

“Jika selalu berpikir bahwa Madura, Sumenep khususnya bisa maju karena ada migas, itu salah besar, karena migasnya tidak berpihak pada daerah,” kata dia.

Di Bumi Sumekar ini, meskipun cukup banyak perusahaan migas yang beroperasi disini, tetapi daerah penghasilnya bukan Sumenep.

“Sumenep ini hanya mendapat dari pengeboran di Pagerungan Besar milik Kangean Energi Indonesia,” tegas Bupati.

Bupati dua periode ini pun mengajak masyarakat, kaum intelektual pada khususnya untuk melihat undang-undang.

“Kewenangan kabupaten ini sudah dihabisi oleh pemerintah pusat. Untuk pengeboran off shore (lepas pantai), sebagian besar masuk ke wilayah provinsi dan pusat. Bukan lagi milik daerah, karena rata-rata pengeboran dilakukan di atas 4 mil,” bebernya, Sabtu (17/06/2017).

Kemudian, yang mendapat dana bagi hasil (DBH) ini bukan hanya diperuntukkan kepada Sumenep. Daerah-daerah lain juga mendapatkan, meskipun pengeborannya dilakukan di Sumenep.

“Besaran DBH migas untuk Sumenep hanya sekitar Rp 16 milyar. Sehingga tidak mungkin membangun Sumenep hanya dari DBH migas,” jelasnya.

Bupati meminta agar di tengah melimpahnya sumber daya alam (SDA) di Sumenep, diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Pemerintah Daerah juga memberikan beasiswa dan menyekolahkan putra-putri Sumenep ke Cepu, khusus untuk mendalami migas. Harusnya ini menjadi bahan renungan untuk memajukan Madura,” papar Busyro.

Sementara, Humas SKK migas wilayah Jawabanusa, Priyandono Hernanto, dalam penyampaiannya menegaskan, SKK migas siap menampung aspirasi warga terkena dampak.

“Jika ada keluhan, monggo sampaikan ke kita (SKK.red) tidak perlu takut biar kita yang akan menyampaikan ke perusahaan yang beroperasi,” tegasnya.

Pihaknya juga mengapresiasi agenda dialog yang diselenggarakan FPM. “Agenda dialog, diharapkan agar adik-adik mahasiswa ini mengetahui yang sebenarnya apa kerja hulu migas,” terang Priyandono.

Dalam dialog yang digagas Front Pemuda Madura (FPM) tersebut menghadirkan Humas SKK Migas Jabanusa, Priandono Hernanto, Pemimpin Redaksi Radar Madura, Suhdi Suhud, dan Anggota DPRD Sumenep, Indra Wahyudi sebagai pembicara.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul