Arti Lebaran Bagi Para Perantau di Jambi
JAMBI, FaktualNews.co – Lebaran selalu identik dengan pulang kampung atau mudik sudah menjadi tradisi rutin masyarakat Indonesia. Namun, hal itu tidak bisa dinikmati bagi sebagian masyarakat Jawa yang merantau di Provinsi Jambi.
Salah satunya, Rusiwan (52), warga Desa Suka Damai, Kecamatan Rimbo Ulu, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi yang sudah pindah ke Jambi sejak tahun 1979 karena ikut program dari pemerintah bernama transmigrasi.
“Saya pindah kesini modal nekat untuk merubah nasib dan demi masa depan anak turun saya,” katanya kepada FaktualNews.co, Minggu (25/6/2017).
Rusiwan mengaku berasal dari Desa Pegandekan, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Ia juga sudah memiliki istri dari penduduk asli Jambi, menikah sejak 1992 dan memiliki dua putera serta satu puteri.
“Dulu saya kesini ikut orang lain, alhamdulilah sekarang sudah mandiri dan punya rumah sendiri,” tambahnya.
Ia menambahkan, dua tahun terahir ini belum bisa pulang ke pulau Jawa karena terkendala kesibukkan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.
Rusiwan mengaku sedih tidak bisa mudik ke Purbalingga pada tahun ini. Keluarga di Jawa pun hanya bisa dihubungi lewat telfon dan video call.
Rusiwan masih memiliki orang tua dan paman serta sanak saudara di Purbalingga. Tetapi seluruh adiknya sudah ikut pindah ke Sumatera juga, setelah melihat kesuksesan kakaknya ditanah perantauan.
“Dulu di Jawa kita tidak bisa makan dengan lauk ikan, daging dan tahu tempe. Sekarang lumayan lah mas,” tegasnya.
Di Jambi sendiri masih banyak perantau yang tidak bisa pulang ke kampung halaman karena berbagai alasan. Di Desa Suka Damai terdapat ratusan masyarakat Jawa dari berbagai daerah merayakan lebaran dengan tradisi kental tanah Jawa.
“Disini penduduknya dari berbagai daerah mas, banyak yang dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Lebaran kita disini tidak beda jauh dengan di Jawa, ada hari raya kupatan juga,” pungkasnya.