BUNGO, FaktualNews.co – Sungai Batangbuat menjadi lokasi paling favorit bagi warga Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi untuk merayakan libur Lebaran. Bagaimana tidak, air yang jernih menjadi daya tarik tersendiri bagi warga. Mereka ramai-ramai mandi di sungai ini.
Ratusan masyarakat ini datang secara berkelompok-kelompok lengkap dengan karpet, tenda, nasi, lauk pauk, berbagai jenis minuman dan snack. Mereka yang datang membentuk lingkaran dipinggir sungai dengan terlebih dahulu mandi secara bersama-sama.
Aya Sovia (25) warga Dusun Karak, Desa Karak Apung, Kecamatan Batin Tiga Ulu mengaku hampir tiap Lebaran datang dan mandi bersama keluarga di sungai Batang Buat ini. Selain karena airnya jernih dan berbatu, air disungai tersebut juga diyakini bisa menghilangkan penyakit kulit.
“Setiap lebaran disini pasti penuh masyarakat yang ingin santai dan menikmati kejernihan air sungai,” katanya kepada FaktualNews.co, Selasa (27/6/2017).
Menurut Aya, pengunjung yang datang tidak hanya membawa barang jadi saja tetapi juga membawa barang mentah seperti beras, ayam, minyak goreng, ikan asin dan sayur-sayuran yang dimasak di lokasi. Sehingga kegiatan masyarakat ini tak ubahnya seperti kemah.
Biasanya pengunjung yang datang langsung menceburkan diri ke sungai untuk berendam dan bermain air sampai berjam-jam lamanya. Setelah lelah bergulat dengan air, para pengunjung duduk dipinggir sungai menyantap makanan sambil mengeringkan badan.
Suasana alam yang tenang dengan dikelilingi pohon-pohon besar membuat pengunjung betah berjam-jam dipinggir sungai. Apalagi biaya masuk yang murah, sekitar Rp. 5 ribu untuk bayar parkir saja dihari biasa. Untuk tarif lebaran biasanya kondisional, tapi tidak lebih dari Rp. 15 ribu.
“Air disini sangat bening, bersih, dan segar. Bahkan ada yang yakin air disini sebagai obat juga,” tambahnya.
Sungai Batangbuat merupakan salah satu sumber air yang muaranya menuju sungai Batangbungo. Sedangkan Sungai Batangbungo sendiri airnya akan mengalir menuju sungai Batanghari yang merupakan kebanggaan masyarakat Jambi, karena menjadi salah satu sungai terpanjang di Sumatera.
“Dihari-hari biasa juga ada yang kesini tapi tidak sebanyak Idul Fitri. Air yang jernih ini dihasilkan dari perbukitan yang masih alami dan kehidupan masyarakat sekitar yang sangat menjaga sungainya,” papar Aya
Bagi masyarakat Desa Lubuk Beringin, sungai merupakan kebutuhan pokok yang harus dirawat. Hampir seluruh masyarakat menggantungkan hidupnya pada sungai. Mulai dari mandi, nyuci baju, buat keperluan rumah tangga, saluran irigasi lahan pertanian, mencari ikan dan bahan bangunan seperti pasir dan batu.
“Para perantau dari Malaysia, Batam, Jambi, Palembang, Jakarta, Padang dan kota-kota lain kalau pulang ke desa biasanya mampir kesini pada Lebaran kedua dan selanjutnya,” pungkas Aya